Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orangtua

Fadilan ‘Amal

Berbakti kepada kedua orangtua adalah perintah Allah SWT. Sejumlah ayat di dalam Al Quran di atas telah jelas bahwa kedudukan orangtua sangat mulia karena jasa-jasanya yang tak bisa dibandingkan dengan kemewahan harta di dunia. Bahkan ketika kita menghabiskan seluruh hidup untuk mengabdi kepada orangtua, itu pun tak akan bisa sepadan dengan kebaikan yang Ibu dan Bapak berikan kepada kita.

Berbakti kepada orangtua membuahkan banyak keutamaan. Berikut beberapa faedah berbakti kepada kedua orangtua.

1.      Dikabulkan doa. “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seorang hamba yang shaleh di syurga. Lantas dia bertanya, “Wahai Rabb, mengapa aku mendapatkan ini? Allah menjawab, “karena permohonan ampunan anakmu untukmu.” (HR Ahmad)

2.      Sebab dihapuskannya dosa besar. Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallahu wa sallam lalu berkata, “Wahau Rasullulah, aku telah melakukan dosa besar. Apakah ada taubat untukku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang ibu?” Lalu laki-laki itu menjawab, “tidak.” Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki seorang bibi?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi bersabda,” berbaktilah kepadanya.” (HR Ibnu Hibban).

3.      Berbakti kepada orangtua merupakan penyebab keberkahan dan bertambahnya rezeki. Rasulluah SAW bersabda, “barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orangtuannya dan hendaknya ia menyambung silaturahmi.” (HR Ahmad).

4.      Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orangtuanya, maka anak-anaknya akan berbakti kepadanya. Dan barangsiapa yang durhaka kepada orangtuanya, maka anak-anaknyapun akan durhaka kepadanya.

5.      Rdha Allah terletak pada ridha kedua orangtua, murka Allah pun terletak pada murkanya orangtua.

6.      Diterimanya amal. Seseorang yang berbakti kepada kedua orangtua maka amalnya akan diterima. Diterimanya amal akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Saudaraku, jamaah masjid As Shidiq, renungkanlah semua faedah berbakti kepada kedua orangtua. Jika semua itu adalah benar, masih adakah penghalang bagi kita untuk mentaati kedua orangtua? (*)