Senin, 05 Januari 2015

Momen Meningkatkan Ketaqwaan kepada Allah SWT

Memaknai Pergantian Tahun Masehi 2015

Suasana pergantian tahun miladiyah Miladiyah (kelahiran) yang dihitung dari sejak lahirnya Nabiyullah Isa binti Maryam ( Isa Al Masih ), yang kita kenal tahun Masehi, sudah sangat terasa.

Beberapa di antaranya yang menjadi penanda setiap tahun adalah berjejernya pedagang terompot di pinggir jalan dan pasar-pasar. Sejumlah agenda meramaikan malam pergantian tahun pun sudah wara wiri dipromosikan. Panggung-panggung dipersiapkan. Deretan artis laris manis menerima job panggung hiburan. Dan seperti biasanya, ribuan orang memadati lapangan larus dalam kegiatan hura-hura, membuang waktu, dan menghabiskan banyak uang, tanpa bekas yang berarti ataupun bernilai ibadah.

Penggunaan kalender Masehi adalah sebuah keniscayaan, dan setiap orang pasti mengenalnya. Demikian berkahirnya tahun Masehi 2014 dan masuknya tahun Masehi 2015. Maka, sepertihalnya datangnya tahun baru Islam, 1 Muharram 1436 Hijriah, yang jatuh pada 25 Oktober 2014 lalu, pergntian tahun Miladiyah harus kita jadikan sebagai tolak ukur, sejauhmana peningkatan keimanan dan ketaqwaan kita kepada allah SWT. Kita lalui keduanya dalam menata tatanan hidup dan kehidupan untuk menggapai ridha Allah SWT.

Allah SWT mengingatkan kita dalam surat Al Hasyr bagi siapa yang beriman untuk meningkatkan dan memantapkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT yaitu mentaati apa-apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya, untuk dijadikan perhatian, tafakur dan tadabbur agar kita memiliki bekal untuk hidup hari esok (hari akhirat), sehingga betul-betul kita takut dan merasa dekat dengan Allah SWT lebih dekat dari urat leher kita.

Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman bertaqwa kepada Allah SWT dengan sepenuh hati  dan perbuatan, baik dalam keadaan susah maupun dalam keadaan senang dan lapang, baik dalam keadaan sadar maupun dalam keadaan terpaksa, karena salah satu kewajiban kita selaku hamba Allah SWT adalah “ Dan tidak aku (Allah SWT) ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” ( QS. Adz Dzariyat ayat 56).

Kita dianugerahi nyawa untuk dapat hidup di dunia dengan segala perlengkapan dan kebutuhannya dari Allah SWT. Oleh karena itu diingatkan untuk tidak menjadi manusia pelupa kepada Allah SWT (Nasullaah), nanti Allah SWT akan menjadikan mereka lupa kepada dirinya sendiri, dan jauhilah perbuatan menyekutukan Allah SWT, karena menyekutukan Allah SWT adalah dosa yang tidak terampuni.

Untuk kita jadikan pedoman dalam menata tatanan hidup dan kehidupan kita, Allah SWT memberi pelajaran yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 177 :
“ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari kiamat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta dan untuk memerdekakan hamba sahaya. Dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, orang-orang yang sabar dalam kemelaratan dan penderitaan serta dalam masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang taqwa.”

Makna Taqwa adalah melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya, memiliki rasa takut kepada Allah SWT seperti dalam firman-Nya, “ Peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang dhalim saja diantara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” Al-Qur’an surat Al Anfaal ayat 25.

Memfokuskan perhatian dan penelitian serta bertafakkur atas keagungan Allah SWT merupakan jalan yang akan melapangkan jiwa dan raga untuk tetap menjadi kebiasaan dalam melakukannya. Menghadap wajah dalam mengambil pelajaran dan contoh ke arah barat dan timur dalam mencari ilmu dan kebutuhan hidup dan kehidupan, bisa saja terpenuhi, namun apabila lupa dan melupakan Allah SWT pemberi segala anugerah, akan terjadi sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 74 :
“  Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, Karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”

Ayat dimaksud memberikan pandangan yang luas kepada kita, bahwa seandainya gunung diberi akal seperti manusia memiliki akal, pikiran dan perasaan, kemudian Al-Qur’an itu diturunkan ke gunung-gunung , tentulah gunung-gunung itu akan tunduk kepada Allah SWT, bahkan hancur lebur karena takut kepada Allah SWT.  Oleh karena itulah gunakan akal, pikiran dan perasaan kepada Dzat Pencipta  agar hati kita tidak membatu bagi hidup dan kehidupan kita di bumi mayapada ini.

Allah SWT memberikan gambaran kepada kita, bagaimana tunduk patuhnya guruh, tujuh langit, bumi, gunung-gunung dan burung, merupakan gambaran bahwa sesungguhnya makhluk ciptaan Allah seluruhnya suka bertasbih (mensucikan Allah) dari segala perbuatan dan perintah-Nya. Allah SWT berfirman :

“ Dan semua sujud (patuh) kepada Allah, baik  yang  ada di langit maupun  di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayang mereka di waktu pagi dan petang hari. QS Ar Ra’d ayat 15.”

“ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”  QS Al Isra ayat 44

 “Sungguh Kamilah yang menundukkan  gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. masing-masingnya amat taat kep ada Allah.” QS Shaad ayat 18-19

Sungguh sangat naif apabila manusia mengingkari apa yang diperintahkan Allah sebagai Khaliqnya. Padahal apa yang dikerjakan oleh manusia tidak akan sia-sia. Allah SWT akan memberikan balasan setimpal atas kebajikan yang mereka kerjakan, yaitu surga Jannatun Na’iim. Dan balasan itu, tidak akan sama dibandingkan orang yang masuk neraka, penghuni surga itulah yang beruntung. Firman Allah SWT, “ Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) ...” QS Al Baqarah ayat 214.

Masa suram, kelam, dan runyam di tahun ini, mari kita perbaiki dengan masa cerah dan kondusif yang diisi dengan tunduk patuh menggapai kebaikan baik tutur kata maupun perbuatan, dirikan shalat pada waktunya; keluarkan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf; laksanakan shaum Ramadhan dan zakat fitrahnya; ibadah haji bagi yang mampu dalam perjalanannya; kelima tuang ini kita tegakkan dengan penuh rasa khusyu’ dan tawadhu atas keagungan Allah SWT, jauhkan sifat saling menyalahkan, memperbanyak instropeksi diri, agar kita dapat sejajar dengan makhluk lainnya yang suka bertasbih kepada Allah.

Kita wajib taat kepada Allah, kepada Rasul-Nya dan kepada para pemimpin di antara kita yang tetap melaksanakan shalat dan lainnya, karena kegaduhan tidak akan menyelesaikan masalah, tapi salurkan aspirasi kita dengan memaknai tatakrama yang baik, tumbuhkan rasa keadilan bagi yang memegang amanah, karena mereka telah bersumpah atas nama Allah. Laksanakan aturan dan peraturan yang telah dibuat, sungguh malu dihadapan Allah, apabila yang telah kita perbuat kita langgar sendiri..


Marilah kita isi tahun 2015 dengan penuh pengabdian kepada Allah dan mari kita biasakan peduli sesama makhluk Allah, dengan memperbanyak keshalehan sosial, karena hidup manusia adalah kehidupan yang perlu bantuan orang lain, dan orang lain perlu dan wajib di bantu oleh kita. (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar