Al Masih Putera Maryam Hanya
Seorang Rasul (Memaknai Peryaan Natal)
Menjelang
akhir tahun 2014 di bulan Desember ini atau bertepatan dengan bulan Safar dalam
kalender Hijriah, ada dua momen penting bagi kaum Nasrani, Natal pada 25
Desember dan pergantian malam tahun baru 2015.
Pada
kedua momen itu, umumnya akan ada banyak perayaan, sebagaimana perayaan
umat-umat agama lain di Indonesia. Suasana pun akan didorong ke perayaan
tersebut dengan tema serupa di banyak tempat, semisal di tempat belaja, mall,
kantor-kantor, dan tentu saja tempat-tempat ibadah kaun Nasrani. Umumnya, di
sana akan tertempel kalimat “Selamat Natal dan Tahun Baru” atau Happy Crismast
and Happy New Year,” atau Old and New Eve, dll.
Lalu
apa kaitannya dua acara kaum agama lain itu dengan kita sebagai umat Muslim?
Nah, ini yang menjadi penting untuk diperhatikan. Mengapa? Karena perayaan
Natal bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian umat Islam dan
disangka sama dengan umat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Karena salah pengertian tersebut ada
sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitian
Natal. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.
Tanpa mengurangi
usaha umat Islam dalam kerukunan antarumat beragama di Indonesia, di pandang
perlu ada pendewasaan dalam menyikapi masalah ini, agar umat Islam tidak
mencampuradukkan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama yang lain. Mengesakan Allah SW sebagai satu-satunya dzat yang
wajib disembah dan diibadahi adalah multak. Dan cara kita beribadah kepada
Allah SWT tentu saja berbeda dengan ibadah yang dilakukan oleh kaum Nasrani/Kristen.
Kaum Muslimin menjalani ritual agamanya merujuk kepada apa yang sudah diajarkan
dalam sunnah, petunjuk Rasulluah Muhammad SAW, bukan kepada nabi yang lain.
Bekerjasama
dan bergaul dengan umat agama lain memang diperbolehkan, tapi itu hanya berkaitan
dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
masalah keduniaan.
“ Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di
antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS Al-Hujurat: 13)
”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan
berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil.” QS Al-Mumtahanah: 8).
Sebagaimana
disebut di atas, kekeliruan yang kini banyak terjadi, umat Islam ikut larut
dalam perayaan Natal dan Tahun Baru. Maka, secara tidak sadar bisa jadi
ritual-ritual itu akan menjadi kebiasaan dan merusak aqidah karena bercampurnya
aqidah Islam dengan gama lain. Padahal Allah memberi peringatan yang jelas,
keyakinan umat Islam tidak akan sama dengan keyakinan agama lain.
“ Katakanlah: "Hai
orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS Al-Kafirun
: 1-6).
“Dan janganlah kamu campur
adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu
sedangkan kamu mengetahuinya.”
(QS Al Baqarah: 42).
Di
dalam Al Quran, umat Islam diwajibkan untuk mengakui kenabian dan kerasullan
Isa Almasih binti Maryam. Namun, kita tidak diperbolehkan mengkultuskan apalagi
menuhankan karena Isa hanyalah seorang utusan untuk menyampaikan risalah kepada
umat.
“Al masih
putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya
telah berlalu sebelumnya
beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa
memakan makanan[433]. perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka (ahli
Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian
perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat kami
itu).” (QS
Al Maidah ayat 75).
Maka,
barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari
satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Almasih itu Allah, maka orang itu kafir
dan musyrik.
“Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera
Maryam", padahal Al Masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
(QS Al Maidah: 72).
“ Sesungguhnya
kafirlah orang-orang
yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga",
padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara
mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
(QS Al Maidah: 73).
Keyakinan
bahwa Isa Al Masih hanyalah seorang utusan Allah dan bukan Tuhan ataupaun anak
Tuhan, diperjelas dengan firman Allah SWT yang menjanjikan kelak Allah
SWT pada hari kiamat akan menanyakan
kepada Isa, apakah sewaktu
di dunia Ia menyuruh
kaumnnya agar mereka mengakui dirinya (Isa) dan ibunya (Maryam)
sebagai Tuhan. Dan Isa akan menjawab, “Tidak.”
“Dan
(Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan
selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika Aku pernah
mengatakan maka
tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan Aku tidak mengetahui
apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang
ghaib-ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau
perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu", dan adalah Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada
di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi
mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau
menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika
Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.”(QS
Al Maidah:
116-118).
Keenam, Islam
mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas :
Al-Qur’an surat
Al Ikhlas ayat 1-4 :
“ Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak
dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak
ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Ketujuh, Islam
mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan
dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan
atas :
Hadits Nabi dari
Nu’man bin Basyir :
“ Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas
dan apa-apa yang haram itu pun telah jelas,akan tetapi diantara keduanya itu
banyak yang syubhat (sebagian halal, sebagian haram), kebanyakan orang tidak
mengetahui yang syubhat itu. Barangsiapa yang memelihara diri dari yang syubhat
itu, maka bersihlah agama dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang
syubhat maka berarti ia telah jatuh
kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang
disekitar daerah larangan maka mungkin sekali binatang makan di daerah larangan
itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa
larangan Allah SWT ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu yang haram
jangan didekati).”
Kaidah Ushul
Fiqh :
“ Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan
daripada menarik-narik kemaslahatan-kemaslahatan ( jika tidak demikian sangat
mungkinmafasidnya yang diperoleh, sedangkan mushalihnya tidak dihasilkan).”
Kesimpulannya, perayaan Natal meskipun tujuannya
merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat
dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas. Mengikuti upacara natal bersama bagi umat
Islam hukumnya haram. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan
larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan
Natal.
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar