Senin, 05 Januari 2015

Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu

Al Masih Putera Maryam Hanya Seorang Rasul (Memaknai Peryaan Natal)

Menjelang akhir tahun 2014 di bulan Desember ini atau bertepatan dengan bulan Safar dalam kalender Hijriah, ada dua momen penting bagi kaum Nasrani, Natal pada 25 Desember dan pergantian malam tahun baru 2015.

Pada kedua momen itu, umumnya akan ada banyak perayaan, sebagaimana perayaan umat-umat agama lain di Indonesia. Suasana pun akan didorong ke perayaan tersebut dengan tema serupa di banyak tempat, semisal di tempat belaja, mall, kantor-kantor, dan tentu saja tempat-tempat ibadah kaun Nasrani. Umumnya, di sana akan tertempel kalimat “Selamat Natal dan Tahun Baru” atau Happy Crismast and Happy New Year,” atau Old and New Eve, dll.

Lalu apa kaitannya dua acara kaum agama lain itu dengan kita sebagai umat Muslim? Nah, ini yang menjadi penting untuk diperhatikan. Mengapa? Karena perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian umat Islam dan disangka sama dengan umat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitian Natal. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.

Tanpa mengurangi usaha umat Islam dalam kerukunan antarumat beragama di Indonesia, di pandang perlu ada pendewasaan dalam menyikapi masalah ini, agar umat Islam tidak mencampuradukkan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama yang lain. Mengesakan Allah SW sebagai satu-satunya dzat yang wajib disembah dan diibadahi adalah multak. Dan cara kita beribadah kepada Allah SWT tentu saja berbeda dengan ibadah yang dilakukan oleh kaum Nasrani/Kristen. Kaum Muslimin menjalani ritual agamanya merujuk kepada apa yang sudah diajarkan dalam sunnah, petunjuk Rasulluah Muhammad SAW, bukan kepada nabi yang lain.

Bekerjasama dan bergaul dengan umat agama lain memang diperbolehkan, tapi itu hanya berkaitan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan.
 Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat: 13)
”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” QS Al-Mumtahanah: 8).

Sebagaimana disebut di atas, kekeliruan yang kini banyak terjadi, umat Islam ikut larut dalam perayaan Natal dan Tahun Baru. Maka, secara tidak sadar bisa jadi ritual-ritual itu akan menjadi kebiasaan dan merusak aqidah karena bercampurnya aqidah Islam dengan gama lain. Padahal Allah memberi peringatan yang jelas, keyakinan umat Islam tidak akan sama dengan keyakinan agama lain.

 “ Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS Al-Kafirun : 1-6).

 “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedangkan  kamu mengetahuinya.” (QS Al Baqarah: 42).
Di dalam Al Quran, umat Islam diwajibkan untuk mengakui kenabian dan kerasullan Isa Almasih binti Maryam. Namun, kita tidak diperbolehkan mengkultuskan apalagi menuhankan karena Isa hanyalah seorang utusan untuk menyampaikan risalah kepada umat.

 “Al masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan[433]. perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat kami itu).” (QS Al Maidah ayat 75).

Maka, barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Almasih itu Allah, maka orang itu kafir dan musyrik.

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS Al Maidah: 72).

 “ Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS Al Maidah: 73).

Keyakinan bahwa Isa Al Masih hanyalah seorang utusan Allah dan bukan Tuhan ataupaun anak Tuhan, diperjelas dengan firman Allah SWT yang menjanjikan kelak Allah SWT pada hari kiamat akan menanyakan kepada Isa, apakah sewaktu di dunia Ia menyuruh kaumnnya agar mereka mengakui dirinya (Isa) dan ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Dan Isa akan menjawab, “Tidak.”

 “Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika Aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan Aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS Al Maidah: 116-118).

Keenam, Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas :
Al-Qur’an surat Al Ikhlas ayat 1-4 :
“ Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.  Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Ketujuh, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan  daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :

Hadits Nabi dari Nu’man bin Basyir :
“ Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas dan apa-apa yang haram itu pun telah jelas,akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (sebagian halal, sebagian haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barangsiapa yang memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agama dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat  maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang disekitar daerah larangan maka mungkin sekali binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah SWT ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu yang haram jangan didekati).”

Kaidah Ushul Fiqh :
Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik-narik kemaslahatan-kemaslahatan ( jika tidak demikian sangat mungkinmafasidnya yang diperoleh, sedangkan mushalihnya tidak dihasilkan).”


Kesimpulannya, perayaan Natal meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas. Mengikuti upacara natal bersama bagi umat Islam hukumnya haram. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal. (Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar