Menjaga
Lingkungan Hidup
--- “Dialah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.”---
JAMAAH
Masjid As Shidiq yang dirahmati Allah SWT, kita semua bersyukur Allah telah
memilihkan kita pemimpin di kota ini pemimpin yang amat peduli dengan
lingkungan hidup. Kita meyakini, kepeduliannya itu nantinya akan bermuara pada
kesejahteraan dan kebahagiaan warganya.
Kita
semua sudah mendengar atau bahkan merasakan dan menyaksikan sendiri bertapa
Ridwan Kamil akan marah ketika melihat ada di antara warganya yang membuang
sampah sembarangan. Atau dia akan marakah kalau melihat sepeda motor dan mobil
parkir di tempat terlarang karena akan mengganggu kepentingan umum. Betul?
Kemudian
yang sudah kita rasakan adalah sejumlah taman yang dibangun di banyak tempat di
Kota Bandung. Misal, taman Lansia, Taman Photografi, Taman Dago, Taman Jomblo,
Taman Film, Taman Fitnes, dan yang terbaru adalah taman di Alun-alun Kota
Bandung. Bandung kini kembali layak disebut sebagai kota kembang karena di
mana-mana akan tumbuh kembang yang sebenarnya.
Beberapa
taman di antaranya dibangun tidak saja untuk membuat kota menjadi indah, tapi
ada fungsi untuk mengurangi banjir cileuncang, semisal taman Lansia yang
dilengkapi kolam.
Bagaimana
dengan kita sebagai warga? Tentu saja wajib mendukung dan meniru kepedulian
beliau terhadap lingkungan di sekitar kita.
Nah,
lingkungan hidup bisa diartikan sebagai totalitas dari benda, daya, dan
kehidupan (termasuk manusian dan lingkungan hidupnya), yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta organisme lainnya.
Lingkungan hidup adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan sistem dari
ruang, materi, waktu, keanekaragaman, dan alam pikiran (serta perilaku) dari
manusia.
Setiap
makhluk yang ada dalam suatu lingkungan hidup, satu dengan lainnya
mempunyai hubungan yang disebut simbiosis (saling memenuhi kebutuhan satu
dengan yang lainnya). Bahkan, lingkungan hidup sebagai ciptaan Allah SWT.
Mempunyai hukum equilibrium, yakni bila terjadi gangguang terhadap salah satu
ungsur dari lingkungan hidup tersebut, maka akan terjadi pula gangguang
terhadap keseimbangan dalam ekosistem secara keseluruhan. Misalnya, jika hutang
di hulu sungai ditebang habis secara sewenang-wenang, maka akan menimbulkan
banjir di musim hujan dan kekurangan air di musim kemarau, selanjutnya
mengganggu kehidupan padi sawah yang tentu menimbulkan peceklik dan akhirnya
menyebabkan kekurangna makanan bagi manusia dan binatang yang mempunyai
hubungan dan ikatan hidup.
Di
dalam Islam, pelestarian lingkungna merupakan salah satu aspek akhlak
al-karimah di samping hubungan yang antara seorang hamba dengan khalik-nya dan
antara sesama manusia. Pada prinsipnya bahwa alam dan isinya diciptakan oleh
Allah SWT. Untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, antara lain
firman Allah swt, di dalam Alquran: Q.s. al-Baqarah 2:29:
“Dialah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.”
Qs.
Al-Jatsiyah 45:13:
“Dan Dia telah
menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”
Namun
demikian, kewenangan itu tidak dapat diterjemahkan sebagai suatu kekuasaan
tanpa aturan, tetapi kewenangan tersebut adalah dalam rangka mewujutkan
kemakmuran di muka bumi. Karena itu, Allah swt, tidak menghendaki terjadinya
kerusakan di muka bumi, sebagai mana firman-Nya di dalam Q.s. al-Qashash 27:
77:
“Dan sesungguhnya Al
Quran itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.”
Lingkungan
hidup merupakan kesatuan tujuan dan sikap hidup mukmin menuju konsepsi Ilahi
dengan memanfaatkan segala apa yang ada sebagai sarana untuk tujuan tesebut.
Ada pun tujuan dan sikap hidup mukmin adalah mengabdi kepada Allah swt, sedang
konsepsi Ilahi adalah butir-butir yang tertuang dalam Alquran dal al-Haduis
yang mengatur segala dimensi kehidupan mukmin. Caranya adalah alam sekitar kita
yang perlu diolah menjadi benda yang siap pakai melalui penguasaan IPTEK.
Renungkanlah firman Allah swt. Di dalam Q.s. Shad 38:27:
“Dan Kami tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang
demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang
kafir itu karena mereka akan masuk neraka.”
Tidak
disangsikan lagi bahwa manusia adalah makhluk hidup yang terbaik dan
tersempurna, sehingga memiliki kedudukan yang mulia. Manusia memiliki kemampuan
yang terlebih dari makhluk-makhluk lainnya. Salah satu tanda kelebihan yang
dimiliki manusia adalah cognisi (berpikir), emosi, dan conasi, (kehendak). Oleh
karena itiu, manusia diberi kesempatann dan kedudukan oleh Allah sebagai
khalifa-Nya di mika bumi. Allah swt, berfirman di dalam Q.s. al-An’am 6: 165:
“Dan Dialah yang
menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu
atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dari
ayat tersebut dipahami bahwa manusia dipilih oleh Allah sebagai pengemban
amanat Allah di muka bumi dengan dua tugas utama , yaitu:Melaksanakan
pengabdian kepada Allah swt, yang telah memberikan kehormatan sebagai
khalifa-Nya di muka bumi, dalam pengertian melaksanakan segala ketentuan
(perintah dan larangan-Nya)yang telah ditetapkan dalam petunjuk-Nya. Allah
berfirman di dalam Q.s.al-Dzariat 51:56:
“Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Menguasai
IPTEK untuk mengelolah dan memanfaatkan sumber kekavaan alam anugerah Allah
agar dapat terwujud kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan manusia dan
makhluk-makhluk lainnya di mika bumi Allah swt. Berfirman di dalam Q.s. Hud/11:
61:
“Dan kepada Tsamud
(Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: “Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”.
Manusia
adalah salah satunya makhluk yang harus bertanggung jawab atas kemajuan
lingkungan hidupnya dan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya sebab kita
yakin sebesar dzarrah pun kebaikan atau keburukan pasti ada balasannya.
Ada
dua hal yang menjadi prinsip pokok dalam memelihara dan melestarikan lingkungan
hidup, yaitu:
Manusia
harus berlaku ihsan terhadap lingkungan hidupnya, sebagaiman firman Allah di
dalam Q.s. al-Baqarah 2:195:
“Dan belanjakanlah
(harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.”
Ihsan
mempunnyai dimensi pengertian yang luas mencakup ihsan terhadap Allah, ihsan
terhadap sesama manusia, dan ihsan terhadap alam (makhluk-makhluk lainnya).
Manusia
wajib meninggalkan sikap perilaku destruktif atau sikap negatif seperti merusak
bumi, tanam-tanaman, dan binatang merupakan sifat-sifat keji dari orang-orang
munafik yang memusuhi Nabi saw.Berdasarkan kedua prinsip di atas, maka manusia,
khususnya umat Islam berkewajiban, antara lain:
Memelihara
tanaman, sebagaimana sabda Rasulullah saw, (HR. Al-Bukhari dari Anas r.a.).
Mencegah pencemaran alam, sebagaiman sabda Rasulullah saw. (H.R. Al-Bukhari
dari Abu Hurairah). Memelihara makhluk hewan, sebagaimana sanda Rasulullah (HR.
Al-Turmidzi dari Abdullah ibnu Umar).
Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa, pada hakikatnya, lingkungan hidup sangat
penting artinya bagi peningkatan hidup manusia untuk mencapai Semoga kita
lebih bergairah menggali konsepsi-konsepsi yang bersumber dari Alquran dan
al-Hadis, di samping tetap mengikuti perkembangan ilmu yang dihasilkan oleh
para ilmuan di seantero pelosok dunia.
(dari berbagai sumber)