Sabtu, 11 April 2015

DOA HARIAN: DOA HENDAK BELAJAR


Jamaah Masjid As Shidiq mengikuti kajian mingguan pada Ahad malam setelah shalat Maghrib dengan penceramah Ustaz Dadan LC. Foto: Kisdiantoro

Radhiitu bil laahi rabba, wabil islamidina wabi muhammadin nabiyyaw warosulla, robbi zidnii ‘ilma, warzuqnii fahma, aamiin.

Aku telah rela Allah menjadi Tuhanku, Islam agamaku dan nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Ya Allah, tambahkanlah ilmuku dan anugrahkanlah kepadaku, faham terhadap ilmu itu. (Ya Allah kabulkanlah permohonanku).

DOA SELESAI BELAJAR


Allahuma arinil haq qo haqqo war zuq nit tibaa’ah, wa arinil baa thila baathila war zuq nij tinaa bah, alhamdulillaa hi robbil ‘aalamin.

Ya Allah, perlihatkanlah kepadaku, kebenaran itu sebagai  suatu hal yang benar, dan anugrahkanlah rizki kepadaku kekuatan untuk mengikuti kebenaran itu. Dan perlihatkanlah kepadaku kesalahan itu sebagai suatu hal yang salah dan anugrahkanlah  rizki kepadaku, kekuatan untuk menjauhi kesalahan itu. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Keutamaan Membaca Al Quran



FADILAH ‘AMAL

Siapa pun yang berinteraksi dengan Alquran dengan baik pasti akan mendapatkan pahala yang besar dan  balasan yang berlipat-lipat. Orang yang membaca, memahami, menghafalkan, dan mengamalkan isinya akan mendapatkan kemuliaan di sisi  Allah SWT.

Berikut ini beberapa keutamaan membaca Alquran. Pertama, menjadi perniagaan yang tidak akan merugi. Allah berfirman: "Sesungguhnya  orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka  dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi." (QS al-Fathir: 29).

Kedua, merupakan amal yang terbaik. Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya."  ( HR Bukhari).

Ketiga, mendapat derajat atau kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Rasulullah bersabda: "Orang yang membaca Alquran dengan  mahir akan bersama-sama malaikat yang mulia lagi taat (HR Bukhari dan Muslim).

Keempat, mendapat sebaik-baik anugerah Allah SWT. Rasulullah bersabda dalam hadis qudsi, Allah berfirman: "Barang siapa yang sibuk  dengan Alquran dan zikir dari meminta-Ku, aku akan memberikan kepadanya sebaik-baik anugerah-Ku. Keutamaan kalamullah (Alquran)  atas kalam-kalam selainnya seperti keutamaan Allah atas semua makhluk-Nya." (HR Tirmidzi)

Kelima, seperti buah utrujah yang wangi dan lezat. Rasulullah bersabda: "Perumpamaan orang beriman yang membaca Alquran seperti  buah utrujah; aromanya wangi dan rasanya lezat, perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Alquran itu seperti kurma; tidak  beraroma tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran itu seperti buah raihanah, aromanya wangi tapi rasanya  pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran seperti buah handhalah (semacam labu) ; tidak beraroma dan rasanya pahit." (HR Bukhari dan Muslim).

Keenam, mendapat kebaikan berlipat ganda. Rasulullah bersabda: "Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah baginya satu  kebaikan. Satu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu  huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi).
Ketujuh, memberikan syafaat ketika hari kiamat kelak. Rasulullah bersabda: " Bacalah Alquran, sesungguhnya pada hari kiamat ia  akan memberikan syafaat kepada pembacanya." (HR Muslim).
Dengan memahami beberapa keutamaan membaca Alquran di atas, semoga kita terinspirasi dan bersemangat dalam menjaga rutinitas kita  dalam membaca Alquran. Semoga Allah merahmati kita semua dengan wasilah Alquran yang kita baca. (republika)

Bersatu Dalam Keadaan Senang Maupun Susah



* ) Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

Sebagaimana kita ketahui, bahwa setelah hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah dengan terbentuknya masyarakat Islam menjadi suatu “Umat,” maka datanglah perintah Allah SWT, agar semua kaum muslimin baik kaum Anshor maupun kaum Muhajirin bersatu padu di bawah naungan aqidah Islamiyah secara utuh dan sempurna. Seorang pun tidak ada yang mencari jalan hidup sendiri.

Dalam rangka mentaati dan mempertahankan prinsip tersebut baik dalam keadaan susah ataupun senang, baik pahit maupun manis, harus dirasakan bersama-sama oleh kaum muslimin pada saat itu. Persatuan Islam kurun Madinah itu bagaikan suatu sistem, yang satu sama lain saling memperkuat, saling menunjang dan saling mendukung. Saling memperkokoh. Persatuan yang dibina dengan aqidah Islamiyah itu tidak hanya sewaktu menghadapi penderitaan dan kesulitan hidup, tetapi yang lebih penting dari pada itu adalah semangat kesetiakawanan yang tetap tumbuh dan berkembang di saat mengalami keberuntungan dan kesenangan yang melimpah.

Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW selalu mengingatkan, bahwa Islam itu tidak hanya dapat dihancurkan dari luar, akan tetapi dapat juga dilemahkan dari dalam, lewat perpecahan dan perselisihan diantara kita.
Nabi Muhammad SAW selalu memberikan dorongan bagi kehidupan kaum muslimin, bahwa dalam keadaan susah dan senang kita harus bersatu padu. Alangkah prihatin suatu umat, manakala mereka mengalami kesusahan dan semangat kesetiakawanan tumbuh subur dan berkembang pesat, tetapi jika belenggu penderitaan di ambang bayang-bayang sukses, maka masing-masing dari mereka selalu mencari jalan sendiri-sendiri untuk kepuasan dan melampiaskan ambisi pribadinya, teman senasib ditinggalkan, ukhuwah Islamiyah terlupakan, prinsip hidup gotong royong dan kebersamaan juga ditinggalkan.

Persatuan dan kesatuan umat, tegasnya ukhuwah Islamiyah, sangat dituntut oleh ajaran Islam, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 103 :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Ayat tersebut mengatakan bahwa perpecahan timbul di kalangan ahli-ahli kitab, mereka hancur binasa akibat dari perpecahan dan perselisihan, karena hanya memperturutkan ambisi masing-masing untuk bersaing dan memperebutkan kekuasaan.

Peringatan Nabi Muhammad SAW yang terkandung dalam hadits beliau, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Sa’ad Muawiyah, Amru Bin Auf dan lainnya lagi, yang menyatakan bahwa perpecahan umat terdahulu itu pasti akan terulang menimpa muslimin di masa-masa mendatang, jika mereka tidak istiqomah dalam menempuh jalan lurus yang telah digariskan oleh ajaran Islam.           

Allah SWT dengan tegas menyuruh kita umat Islam agar bersatu padu di bawah naungan panji Islam yang di dalamnya terkandung nikmat sangat banyak yang telah dilimpahkan oleh-Nya kepada kita sekalian dalam segala aspek kehidupan.

Itulah tujuan agama kita yang murni, karena dengan persatuan, kita menjadi kuat dan sanggup menegakkan ketentuan Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Inilah prinsip kehidupan yang harus kita pelihara bersama-sama dengan baik.

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa kita diperintahkan untuk bertuhan kepada-Nya semata, yaitu Allah SWT dia Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Nabi akhir zaman Muhammad SAW. Kitab sucinya yaitu Al Qur’anul Karim sebagai pedoman dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya mari kita perhatikan dengan cermat tentang makna Rukun Islam, kaitannya mengarah kepada persatuan dan kesatuan umat, seperti dalam melakukan shalat berjamaah. Dalam shalat berjamaah semua makmum harus mematuhi gerak-gerik imam, sepanjang imam itu baik dan benar sesuai ketentuan. Itulah pendidikan Allah SWT bagi seluruh kaum muslimin agar selalu berpijak diatas asas persatuan yang kokoh dalam rangka mencapai derajat hidup yang mulia baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya, selama kaum muslimin menunaikan kewajiban yang dibebankan kepada mereka. Sebaliknya Allah SWT akan menimpakan azab manakala kaum muslimin tidak mampu menegakkan persatuan diantara sesamanya. Kita harus selalu menunjukkan kepada mereka bahwa Islam itu benar, dan kebenaran itu harus ditegakkan serta dikembangkan dengan tulus ikhlas. Islam menganjurkan, kebenaran di semua sektor kehidupan, apakah di kantor, di jalan, di dalam dunia perdagangan dan lain-lain. Tegasnya Islam harus selalu mewarnai kehidupan kaum muslimin di mana saja berada dalam situasi serta kondisi apapun dan bagaimanapun.

Tuntunan Allah SWT kepada kaum muslimin hendaknya melahirkan rasa senasib sepenanggungan dan satu tujuan dalam setiap gerak dan langkah. Satu hal yang perlu mendapat perhatian kita semua yaitu agar menjaga keutuhan dan persatuan disiplin dalam menjalankan ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya, dan tolong menolong antar sesame seagama.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda antara lain :
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hubungan silaturahim, hubungan kasih sayang serta hubungan cinta mencintai sesama mereka, bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan merasa sakit, seluruh tubuh yang lain turut terasa demam dan tidak dapat tidur.”

Demikian seharusnya kaum muslimin harus saling bantu membantu, saling mendukung dan saling memperkuat untuk membina keutuhan dan kesatuan dimana umat berada. Kita harus lebih mementingkan keutuhan umat Islam, daripada mementingkan diri sendiri, dan menjauhi rasa permusuhan dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Persatuan membuat kita menjadi kokoh dan kuat sedangkan perselisihan membuat kita lemah dan mudah dipatahkan lawan. Umat yang bersatu walaupun jumlahnya kecil pastilah akan kuat. Sebaliknya umat yang banyak tetapi selalu berselisih akan mudah dapat dikalahkan lawan.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 249

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah."

Hendaklah kita menyadari, betapa besar bahayanya jika selalu terjadi perpecahan yang akan membawa bencana dan malapetaka serta hilangnya kekuatan umat itu sendiri.

Hanya dengan kehidupan beragamalah akan dapat dicapai hidup sejahtera lahir batin, bahagia dunia dan akhirat. Dengan tambah suburnya penghayatan dan pengamalan agama kita pasti akan menambah tumbuh suburnya falsafah Negara Pancasila yaitu “ Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur “. Sekali lagi, marilah kita tingkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama kita serta hidup antar kita sesama seagama yang saling menguntungkan terutama dalam pergaulan, sosial kemasyarakatan. (Diolah dari berbagai sumber)

DOA HARIAN: DO'A SESUDAH DUDUK DARI BANGUN TIDUR



Laa ilaaha illaa anta subhaanaka allahuma zidnii 'ilman wa laa tuzigh qalbii ba'da idz hadaitanii wa hablii min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu.

Artinya : Tidak ada Tuhan melainkan Engkau, maha suci Engkau ya Allah, aku minta ampun kepada-Mu tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu. Ya Allah, tambahlah ilmuku dan janganlah Engkau gelincirkan hatiku setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku, dan karuniakanlah rahmat untuk-ku daripada-Mu, sesungguhnya Engkaulah yang maha Memberi. (HR. Abu Daud)

Sedekah Memadamkan Panasnya Kubur



FADILAH AMAL

Sedekah memiliki sejumlah keutamaan dan keistimewaan. Dalam artikel yang ditulis Prof Dr KH Achmad Satori Ismail  di Republika menyebutkan, sedekah menyucikan harta dan diri manusia.
Hal itu didasarkan pada surah at-Taubah ([9]: 103), sedekah bertujuan untuk menyucikan harta dan diri muzaki agar menjadi penenteram batin mereka. Dalam sejumlah hadis, Rasulullah SAW menyatakan, sedekah itu merupakan bukti keimanan seseorang dan mereka yang bersedekah akan memperoleh pahala yang besar di sisi Allah SWT (HR al-Baihaqi).

Di antara keutamaan sedekah, antara lain, pertama, orang bersedekah berhak mendapat rahmat Allah (QS al-A’raf [7]: 56). Sedekah akan menjadi naungan di akhirat saat tidak ada naungan, kecuali naungan Allah. “Sesungguhnya, sedekah itu memadamkan panasnya kubur dan hanyalah seorang Mukmin yang mendapatkan naungan pada hari kiamat nanti dengan sedekahnya.” (HR Thabrani dan Baihaqi).

Kedua, sedekah memadamkan murka Ilahi. “Sedekah rahasia (tersembunyi) itu memadamkan amarah Ilahi.” (HR Thabrani dan Ibnu Asakir). Ketiga, sedekah menolak mati dalam keadaan suul khatimah (akhir yang buruk). “Akhlak buruk adalah kejelekan, kuat ingatan adalah mengembangkan, dan sedekah menolak mati suul khatimah.” (HR al- Baihaqi).

Keempat, sedekah menjadi sebab disembuhkannya penyakit. “Obatilah orang-orang sakit dengan sedekah, bentengilah hartamu dengan zakat, dan sesungguhnya zakat itu menolak peristiwa mengerikan dan penyakit.” (HR Ad-Dailami dari Ibnu Umar).

Kelima, sedekah itu akan mendapatkan keberkahan dalam hidup dan tambahan rezeki, “Barang siapa menafkahkan hartanya maka akan diberi keberkahan darinya.” Dalam hadis lain disebutkan, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta dan tidaklah pemberian maaf itu kecuali ditambah kemuliaan oleh Allah dan tidaklah seseorang tawadhu karena Allah, kecuali Dia akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim). (*)