* ) Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah
Sebagaimana kita
ketahui, bahwa setelah hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah dengan terbentuknya
masyarakat Islam menjadi suatu “Umat,” maka datanglah perintah Allah SWT, agar
semua kaum muslimin baik kaum Anshor maupun kaum Muhajirin bersatu padu di
bawah naungan aqidah Islamiyah secara utuh dan sempurna. Seorang pun tidak ada
yang mencari jalan hidup sendiri.
Dalam rangka mentaati
dan mempertahankan prinsip tersebut baik dalam keadaan susah ataupun senang,
baik pahit maupun manis, harus dirasakan bersama-sama oleh kaum muslimin pada
saat itu. Persatuan Islam kurun Madinah itu bagaikan suatu sistem, yang satu
sama lain saling memperkuat, saling menunjang dan saling mendukung. Saling
memperkokoh. Persatuan yang dibina dengan aqidah Islamiyah itu tidak hanya
sewaktu menghadapi penderitaan dan kesulitan hidup, tetapi yang lebih penting
dari pada itu adalah semangat kesetiakawanan yang tetap tumbuh dan berkembang
di saat mengalami keberuntungan dan kesenangan yang melimpah.
Oleh karena itu Nabi
Muhammad SAW selalu mengingatkan, bahwa Islam itu tidak hanya dapat dihancurkan
dari luar, akan tetapi dapat juga dilemahkan dari dalam, lewat perpecahan dan
perselisihan diantara kita.
Nabi Muhammad SAW
selalu memberikan dorongan bagi kehidupan kaum muslimin, bahwa dalam keadaan
susah dan senang kita harus bersatu padu. Alangkah prihatin suatu umat,
manakala mereka mengalami kesusahan dan semangat kesetiakawanan tumbuh subur
dan berkembang pesat, tetapi jika belenggu penderitaan di ambang bayang-bayang
sukses, maka masing-masing dari mereka selalu mencari jalan sendiri-sendiri
untuk kepuasan dan melampiaskan ambisi pribadinya, teman senasib ditinggalkan,
ukhuwah Islamiyah terlupakan, prinsip hidup gotong royong dan kebersamaan juga
ditinggalkan.
Persatuan dan kesatuan
umat, tegasnya ukhuwah Islamiyah, sangat dituntut oleh ajaran Islam,
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 103 :
“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.”
Ayat tersebut
mengatakan bahwa perpecahan timbul di kalangan ahli-ahli kitab, mereka hancur
binasa akibat dari perpecahan dan perselisihan, karena hanya memperturutkan
ambisi masing-masing untuk bersaing dan memperebutkan kekuasaan.
Peringatan Nabi
Muhammad SAW yang terkandung dalam hadits beliau, seperti yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah, Sa’ad Muawiyah, Amru Bin Auf dan lainnya lagi, yang
menyatakan bahwa perpecahan umat terdahulu itu pasti akan terulang menimpa
muslimin di masa-masa mendatang, jika mereka tidak istiqomah dalam menempuh
jalan lurus yang telah digariskan oleh ajaran Islam.
Allah SWT dengan tegas
menyuruh kita umat Islam agar bersatu padu di bawah naungan panji Islam yang di
dalamnya terkandung nikmat sangat banyak yang telah dilimpahkan oleh-Nya kepada
kita sekalian dalam segala aspek kehidupan.
Itulah tujuan agama
kita yang murni, karena dengan persatuan, kita menjadi kuat dan sanggup
menegakkan ketentuan Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Inilah prinsip kehidupan
yang harus kita pelihara bersama-sama dengan baik.
Sebagaimana telah kita
ketahui, bahwa kita diperintahkan untuk bertuhan kepada-Nya semata, yaitu Allah
SWT dia Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Nabi akhir zaman
Muhammad SAW. Kitab sucinya yaitu Al Qur’anul Karim sebagai pedoman dalam aspek
kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya mari kita
perhatikan dengan cermat tentang makna Rukun Islam, kaitannya mengarah kepada
persatuan dan kesatuan umat, seperti dalam melakukan shalat berjamaah. Dalam
shalat berjamaah semua makmum harus mematuhi gerak-gerik imam, sepanjang imam itu
baik dan benar sesuai ketentuan. Itulah pendidikan Allah SWT bagi seluruh kaum
muslimin agar selalu berpijak diatas asas persatuan yang kokoh dalam rangka
mencapai derajat hidup yang mulia baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Kita yakin bahwa Allah
SWT tidak akan mengingkari janji-Nya, selama kaum muslimin menunaikan kewajiban
yang dibebankan kepada mereka. Sebaliknya Allah SWT akan menimpakan azab
manakala kaum muslimin tidak mampu menegakkan persatuan diantara sesamanya.
Kita harus selalu menunjukkan kepada mereka bahwa Islam itu benar, dan
kebenaran itu harus ditegakkan serta dikembangkan dengan tulus ikhlas. Islam
menganjurkan, kebenaran di semua sektor kehidupan, apakah di kantor, di jalan,
di dalam dunia perdagangan dan lain-lain. Tegasnya Islam harus selalu mewarnai
kehidupan kaum muslimin di mana saja berada dalam situasi serta kondisi apapun
dan bagaimanapun.
Tuntunan Allah SWT
kepada kaum muslimin hendaknya melahirkan rasa senasib sepenanggungan dan satu
tujuan dalam setiap gerak dan langkah. Satu hal yang perlu mendapat perhatian
kita semua yaitu agar menjaga keutuhan dan persatuan disiplin dalam menjalankan
ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya, dan tolong menolong antar sesame seagama.
Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda antara lain :
“ Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hubungan silaturahim, hubungan
kasih sayang serta hubungan cinta mencintai sesama mereka, bagaikan satu tubuh.
Apabila salah satu anggota badan merasa sakit, seluruh tubuh yang lain turut
terasa demam dan tidak dapat tidur.”
Demikian seharusnya
kaum muslimin harus saling bantu membantu, saling mendukung dan saling
memperkuat untuk membina keutuhan dan kesatuan dimana umat berada. Kita harus
lebih mementingkan keutuhan umat Islam, daripada mementingkan diri sendiri, dan
menjauhi rasa permusuhan dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Persatuan membuat kita
menjadi kokoh dan kuat sedangkan perselisihan membuat kita lemah dan mudah
dipatahkan lawan. Umat yang bersatu walaupun jumlahnya kecil pastilah akan
kuat. Sebaliknya umat yang banyak tetapi selalu berselisih akan mudah dapat
dikalahkan lawan.
Oleh karena itu Allah
SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 249
"Berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak
dengan izin Allah."
Hendaklah kita
menyadari, betapa besar bahayanya jika selalu terjadi perpecahan yang akan
membawa bencana dan malapetaka serta hilangnya kekuatan umat itu sendiri.
Hanya dengan kehidupan
beragamalah akan dapat dicapai hidup sejahtera lahir batin, bahagia dunia dan
akhirat. Dengan tambah suburnya penghayatan dan pengamalan agama kita pasti
akan menambah tumbuh suburnya falsafah Negara Pancasila yaitu “ Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur “. Sekali
lagi, marilah kita tingkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama kita
serta hidup antar kita sesama seagama yang saling menguntungkan terutama dalam
pergaulan, sosial kemasyarakatan. (Diolah
dari berbagai sumber)