Sabtu, 11 April 2015

Bersatu Dalam Keadaan Senang Maupun Susah



* ) Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

Sebagaimana kita ketahui, bahwa setelah hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah dengan terbentuknya masyarakat Islam menjadi suatu “Umat,” maka datanglah perintah Allah SWT, agar semua kaum muslimin baik kaum Anshor maupun kaum Muhajirin bersatu padu di bawah naungan aqidah Islamiyah secara utuh dan sempurna. Seorang pun tidak ada yang mencari jalan hidup sendiri.

Dalam rangka mentaati dan mempertahankan prinsip tersebut baik dalam keadaan susah ataupun senang, baik pahit maupun manis, harus dirasakan bersama-sama oleh kaum muslimin pada saat itu. Persatuan Islam kurun Madinah itu bagaikan suatu sistem, yang satu sama lain saling memperkuat, saling menunjang dan saling mendukung. Saling memperkokoh. Persatuan yang dibina dengan aqidah Islamiyah itu tidak hanya sewaktu menghadapi penderitaan dan kesulitan hidup, tetapi yang lebih penting dari pada itu adalah semangat kesetiakawanan yang tetap tumbuh dan berkembang di saat mengalami keberuntungan dan kesenangan yang melimpah.

Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW selalu mengingatkan, bahwa Islam itu tidak hanya dapat dihancurkan dari luar, akan tetapi dapat juga dilemahkan dari dalam, lewat perpecahan dan perselisihan diantara kita.
Nabi Muhammad SAW selalu memberikan dorongan bagi kehidupan kaum muslimin, bahwa dalam keadaan susah dan senang kita harus bersatu padu. Alangkah prihatin suatu umat, manakala mereka mengalami kesusahan dan semangat kesetiakawanan tumbuh subur dan berkembang pesat, tetapi jika belenggu penderitaan di ambang bayang-bayang sukses, maka masing-masing dari mereka selalu mencari jalan sendiri-sendiri untuk kepuasan dan melampiaskan ambisi pribadinya, teman senasib ditinggalkan, ukhuwah Islamiyah terlupakan, prinsip hidup gotong royong dan kebersamaan juga ditinggalkan.

Persatuan dan kesatuan umat, tegasnya ukhuwah Islamiyah, sangat dituntut oleh ajaran Islam, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 103 :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Ayat tersebut mengatakan bahwa perpecahan timbul di kalangan ahli-ahli kitab, mereka hancur binasa akibat dari perpecahan dan perselisihan, karena hanya memperturutkan ambisi masing-masing untuk bersaing dan memperebutkan kekuasaan.

Peringatan Nabi Muhammad SAW yang terkandung dalam hadits beliau, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Sa’ad Muawiyah, Amru Bin Auf dan lainnya lagi, yang menyatakan bahwa perpecahan umat terdahulu itu pasti akan terulang menimpa muslimin di masa-masa mendatang, jika mereka tidak istiqomah dalam menempuh jalan lurus yang telah digariskan oleh ajaran Islam.           

Allah SWT dengan tegas menyuruh kita umat Islam agar bersatu padu di bawah naungan panji Islam yang di dalamnya terkandung nikmat sangat banyak yang telah dilimpahkan oleh-Nya kepada kita sekalian dalam segala aspek kehidupan.

Itulah tujuan agama kita yang murni, karena dengan persatuan, kita menjadi kuat dan sanggup menegakkan ketentuan Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Inilah prinsip kehidupan yang harus kita pelihara bersama-sama dengan baik.

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa kita diperintahkan untuk bertuhan kepada-Nya semata, yaitu Allah SWT dia Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Nabi akhir zaman Muhammad SAW. Kitab sucinya yaitu Al Qur’anul Karim sebagai pedoman dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya mari kita perhatikan dengan cermat tentang makna Rukun Islam, kaitannya mengarah kepada persatuan dan kesatuan umat, seperti dalam melakukan shalat berjamaah. Dalam shalat berjamaah semua makmum harus mematuhi gerak-gerik imam, sepanjang imam itu baik dan benar sesuai ketentuan. Itulah pendidikan Allah SWT bagi seluruh kaum muslimin agar selalu berpijak diatas asas persatuan yang kokoh dalam rangka mencapai derajat hidup yang mulia baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan mengingkari janji-Nya, selama kaum muslimin menunaikan kewajiban yang dibebankan kepada mereka. Sebaliknya Allah SWT akan menimpakan azab manakala kaum muslimin tidak mampu menegakkan persatuan diantara sesamanya. Kita harus selalu menunjukkan kepada mereka bahwa Islam itu benar, dan kebenaran itu harus ditegakkan serta dikembangkan dengan tulus ikhlas. Islam menganjurkan, kebenaran di semua sektor kehidupan, apakah di kantor, di jalan, di dalam dunia perdagangan dan lain-lain. Tegasnya Islam harus selalu mewarnai kehidupan kaum muslimin di mana saja berada dalam situasi serta kondisi apapun dan bagaimanapun.

Tuntunan Allah SWT kepada kaum muslimin hendaknya melahirkan rasa senasib sepenanggungan dan satu tujuan dalam setiap gerak dan langkah. Satu hal yang perlu mendapat perhatian kita semua yaitu agar menjaga keutuhan dan persatuan disiplin dalam menjalankan ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya, dan tolong menolong antar sesame seagama.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda antara lain :
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hubungan silaturahim, hubungan kasih sayang serta hubungan cinta mencintai sesama mereka, bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan merasa sakit, seluruh tubuh yang lain turut terasa demam dan tidak dapat tidur.”

Demikian seharusnya kaum muslimin harus saling bantu membantu, saling mendukung dan saling memperkuat untuk membina keutuhan dan kesatuan dimana umat berada. Kita harus lebih mementingkan keutuhan umat Islam, daripada mementingkan diri sendiri, dan menjauhi rasa permusuhan dan perpecahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Persatuan membuat kita menjadi kokoh dan kuat sedangkan perselisihan membuat kita lemah dan mudah dipatahkan lawan. Umat yang bersatu walaupun jumlahnya kecil pastilah akan kuat. Sebaliknya umat yang banyak tetapi selalu berselisih akan mudah dapat dikalahkan lawan.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 249

"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah."

Hendaklah kita menyadari, betapa besar bahayanya jika selalu terjadi perpecahan yang akan membawa bencana dan malapetaka serta hilangnya kekuatan umat itu sendiri.

Hanya dengan kehidupan beragamalah akan dapat dicapai hidup sejahtera lahir batin, bahagia dunia dan akhirat. Dengan tambah suburnya penghayatan dan pengamalan agama kita pasti akan menambah tumbuh suburnya falsafah Negara Pancasila yaitu “ Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur “. Sekali lagi, marilah kita tingkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama kita serta hidup antar kita sesama seagama yang saling menguntungkan terutama dalam pergaulan, sosial kemasyarakatan. (Diolah dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar