Kemenangan
Itu Datangnya dari Allah
TRIBUN JABAR/DENI DENASWARA |
Sedang apa
mereka? Mereka berada di jalanan, mengendarai mobil, sepeda motor, dan berjalan
kaki, untuk merayakan kemenangan Persib Bandung yang mengakhiri kompetisi Liga
Super Indonesia musim 2013-2014 dengan kemenangan. Pemain, manajemen Persib,
dan para bobotoh pun berhak memegang, memajang, berfoto bersama, melihat dari
dekat, dan ikut bergembira, atas Trofi LSI yang diraihnya.
“Alhamdulillah
Persib Juara. Puas tos ningali piala jeung para pemain diarak keliling Bandung,”
ujar warga Griya Winaya yang turut menyaksikan arak-arakan pemain dan trofi juara
LSI, di Alun-alun Ujungberung. Kegembiraan itu pun mereka bagi melalui status
jejaring sosial di Facebook, BBM, Twitter, dll. Obrolan kemenangan Persib makin
riuh setelah sejumlah komentar berdatangan. Senang? Tentu saja.
Para
pemain Persib Bandung memang telah berjuang segenap tenaga untuk memenangkan
laga final LSI melawan Persipura Jayapura, di Stadion Gelora Sriwijaya
Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Mereka pun akhirnya menang setelah
melewati pertandingan melelahkan yang berakhir dengan adu penalti. Bonus uang
dan sejumlah fasilitas pun mengalir ke pemain dan manajemen Persib.
Jemaah As
Shidiq, mari kita renungkan kemenangan yang diperoleh Persib! Apakah kemenangan
itu benar-benar diperoleh atas usaha sendiri para pemian Persib dan manajemen?
Apakah ada andil tangan Allah SWT yang membantu mereka? Secara kasat mata,
memang kemenangan itu diraih atas usaha para pemain. Tapi pernahkan kita
bertanya, siapakah yang memudahkan langkah mereka untuk meraih bola, menahan
serangan, dan kecermatan dalam melesakkan bola ke gawang lawan sehingga berbuah
gol? Siapakah yang memberikan kemampuan berorganisasi sehingga terbentuk tim
yang solid? Tentu saja semua karena pertolongan Allah SWT. Jika Allah tidak
menghendaki kememenangan untuk Persib, maka dengan mudahnya Allah SWT menjadikan
Pemain Perseib cedera, sakit sebelum bertanding, terusulut emosi hingga berbuah
kartu merah, dan bermain susah payah.
“…Tidak ada yang dapat memberikan
pertolongan kepada kalian selain Allah. Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana
dalam memberikan pertolongan kepada hamba-Nya.” (QS. al-Anfaal, 8:10)
Di ayat lain Allah mengatakan: “Wahai
kaum mukmin, jika Allah menolong kalian dalam mengalahkan musuh, maka tidak
akan ada yang dapat mengalahkan kalian. Jika Allah melemahkan kalian dalam
menghadapi musuh, maka siapakah yang dapat memberi pertolongan kepada kalian
selain Allah? Hanya kepada Allah-lah orang-orang mukmin seharusnya pasrah.” (QS.
Ali ‘Imran, 3:160)
Apa
rahasia di balik kemenangan Persib? Beberapa menit setelah Persib mengakhiri
laga final dengan kemenangan, beredar gambar dan kisah usaha nonteknis yang
dilakukan pemain dan manajemen Persib. Apa itu? Mereka merendahkan diri di
hadapan Allah SWT, bersujud, memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa
yang pernah dilakukan. Mengakui bahwa mereka itu tak memiliki daya dan upaya
selain pertolongan Allah SWT. Mereka melakukan salat berjamaah, berdoa secara
berjamaah yang dipimpin Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Mereka berdoa agar para
penghuni langgit mengamini doa-doa mereka, memohonkan pertolongan Allah SWT
untuk meringankan langkah mereka menuju juara. Dan Allah tak pernah mengingkari
janjinya, bahwa setiap doa pasti akan dikabulkan.
“Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepadaKu, niscaya
akan Ku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Al Mukmin:
60).
Belajar dari
Perang Hunain
Persib Bandung telah memenangkan sebuah kompetisi sepak bola
terakbar di Indonesia. Mereka layak menjadi juara, selain kualitas pemain yang
baik, manajemen tim yang rapih, juga banyaknya supporter yang mendukungnya. Kemenangan
itu akan tetap ada para mereka selama mereka tetap merendahkan diri di hadapan
sang pencipta, mereasa lemah dan tak berdaya tanpa pertolongan Allah SWT. Tapi,
jika mereka menyombongkan diri, merasa sebagai tim besar, tangguh, dengan
sokongan dana yang besar, dan jumlah pendukung yang tak bisa ditandingi oleh
pendukung tim manapun di Liga Indonesia, maka kekalahan itu lebih dekat.
Peristiwa perang Hunain telah mengajarkan banyak pelajaran
untuk tidak sombong dengan kekuatan yang besar, karena kemenangan itu datangnya
dari Allah SWT. Ketia kaum muslimin mendatkan ancaman dari Kabilah Hawazin yang
tinggal di pegunungan tidak jauh di sebelah timur laut Makkah karena merasa
khawatir akan diserang kaum Muslimin, setelah membebaskan Makkah dan
menghancurkan berhala-berhala. Kaum Muslimin menghadapinya dengan kesombongaan.
Mereka merasa tak akan bisa dikalahkan karena memiliki jumlah pasukan yang
besar.
Kaum Muslimin keliru. Pasukan yang besar itu ternyata tak
bisa menolong mereka dari serangan musuh. Saat pasukan kaum Muslimin yang
dimpin langsung oleh Rasulluah Muhammad SAW yang berjumlah 12.000 orang,
lengkap dengan pakaian besi, menyusuri selat Hunain menuju Thamah, tiba-tiba
datanglah serangan mendadak secara bertubi-tubi dari kabilah-kabilah yang
dikomandoi Malik bin Auf.
Dalam keremangan subuh itu mereka dihujani panah oleh pihak
Malik dan sekutunya yang sudah bersiap di bukit Hunain. Ketika itulah keadaan
Muslimin jadi kacau-balau. Dalam keadaan terpukul demikian, mereka berbalik
surut dengan ketakutan dan kegentaran dalam hati. Bahkan ada pula yang lari
tunggang-langgang.
Sementara Rasulullah tetap tabah tiada bergerak di tempatnya. Beberapa orang dari kalangan Muhajirin, Anshar serta kerabat-kerabatnya tetap berada di sekelilingnya. Beliau memanggil orang-orang yang melarikan diri itu, "Hai orang-orang, kalian mau ke mana? Mau ke mana?"
Sementara Rasulullah tetap tabah tiada bergerak di tempatnya. Beberapa orang dari kalangan Muhajirin, Anshar serta kerabat-kerabatnya tetap berada di sekelilingnya. Beliau memanggil orang-orang yang melarikan diri itu, "Hai orang-orang, kalian mau ke mana? Mau ke mana?"
Kemenangan kaum Muslimin kembali diraih setelah mereka
kembali pada keyakinanya bahwa pertolongan Allah itu nyata bagi orang-orang
yang beriman dan kembali mengikuti petunjuk Rasul Muhammad SAW. Akhirnya kaum
Muslimin berhasil memukul mundur dan mengalahkan musuh-musuh Allah. Kemenangan
Muslimin yang sangat menentukan itu ialah karena ketabahan Rasulullah dan
sejumlah kecil orang-orang di sekelilingnya.
Dalam hal inilah turun firman Allah: “Wahai kaum mukmin, Allah telah menolong kalian di banyak medan perang dan pada saat perang Hunain. Ketika itu kalian merasa bangga pada jumlah yang banyak. Akan tetapi jumlah kalian yang banyak itu ternyata tidak bermanfaat sedikit pun bagi kalian. Ketika kalian kalah, bumi terasa sempit bagi kalian, padahal bumi itu luas. Kemudian kalian melarikan diri dari medan perang Hunain. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Allah menurunkan balatentara-Nya yang tidak kalian lihat, dan menurunkan adzab-Nya kepada orang-orang kafir. Demikian itulah hukuman Allah bagi orang-orang kafir.” (QS. At-Taubah, 25-26).
Dalam hal inilah turun firman Allah: “Wahai kaum mukmin, Allah telah menolong kalian di banyak medan perang dan pada saat perang Hunain. Ketika itu kalian merasa bangga pada jumlah yang banyak. Akan tetapi jumlah kalian yang banyak itu ternyata tidak bermanfaat sedikit pun bagi kalian. Ketika kalian kalah, bumi terasa sempit bagi kalian, padahal bumi itu luas. Kemudian kalian melarikan diri dari medan perang Hunain. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Allah menurunkan balatentara-Nya yang tidak kalian lihat, dan menurunkan adzab-Nya kepada orang-orang kafir. Demikian itulah hukuman Allah bagi orang-orang kafir.” (QS. At-Taubah, 25-26).
Semoga
kita selalu menjadi pemenang dalam setiap peperangan melawan hawa nafsu yang
seringkali menjadikan kita lupa bersyukur dan mudah takabur. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar