Kamis, 13 November 2014

“Nuhun Gusti, Persib Juara”

Kemenangan Itu Datangnya dari Allah

TRIBUN JABAR/DENI DENASWARA
RIBUAN suporter Persib Bandung, baik yang tergabung dalam klub suporter sepak bola Viking, Bomber, Bobotoh Geulis, dan lainnya, berbaur dengan masyarakat umum warga Kota Bandung, memadati jalan-jalan di Kota Bandung, Minggu (9/10). Bahkan tak sedikit supoter Persib dari daerah lain yang juga turut memadati jalanan Kota Bandung.

Sedang apa mereka? Mereka berada di jalanan, mengendarai mobil, sepeda motor, dan berjalan kaki, untuk merayakan kemenangan Persib Bandung yang mengakhiri kompetisi Liga Super Indonesia musim 2013-2014 dengan kemenangan. Pemain, manajemen Persib, dan para bobotoh pun berhak memegang, memajang, berfoto bersama, melihat dari dekat, dan ikut bergembira, atas Trofi LSI yang diraihnya.

“Alhamdulillah Persib Juara. Puas tos ningali piala jeung para pemain diarak keliling Bandung,” ujar warga Griya Winaya yang turut menyaksikan arak-arakan pemain dan trofi juara LSI, di Alun-alun Ujungberung. Kegembiraan itu pun mereka bagi melalui status jejaring sosial di Facebook, BBM, Twitter, dll. Obrolan kemenangan Persib makin riuh setelah sejumlah komentar berdatangan. Senang? Tentu saja.

Para pemain Persib Bandung memang telah berjuang segenap tenaga untuk memenangkan laga final LSI melawan Persipura Jayapura, di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Mereka pun akhirnya menang setelah melewati pertandingan melelahkan yang berakhir dengan adu penalti. Bonus uang dan sejumlah fasilitas pun mengalir ke pemain dan manajemen Persib.

Jemaah As Shidiq, mari kita renungkan kemenangan yang diperoleh Persib! Apakah kemenangan itu benar-benar diperoleh atas usaha sendiri para pemian Persib dan manajemen? Apakah ada andil tangan Allah SWT yang membantu mereka? Secara kasat mata, memang kemenangan itu diraih atas usaha para pemain. Tapi pernahkan kita bertanya, siapakah yang memudahkan langkah mereka untuk meraih bola, menahan serangan, dan kecermatan dalam melesakkan bola ke gawang lawan sehingga berbuah gol? Siapakah yang memberikan kemampuan berorganisasi sehingga terbentuk tim yang solid? Tentu saja semua karena pertolongan Allah SWT. Jika Allah tidak menghendaki kememenangan untuk Persib, maka dengan mudahnya Allah SWT menjadikan Pemain Perseib cedera, sakit sebelum bertanding, terusulut emosi hingga berbuah kartu merah, dan bermain susah payah.

“…Tidak ada yang dapat mem­berikan pertolongan kepada kalian selain Allah. Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana dalam memberikan pertolongan kepada hamba-Nya.” (QS. al-Anfaal, 8:10)

Di ayat lain Allah mengatakan: “Wahai kaum mukmin, jika Allah menolong kalian dalam mengalahkan musuh, maka tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian. Jika Allah melemahkan kalian dalam menghadapi musuh, maka siapakah yang dapat memberi pertolongan kepada kalian selain Allah? Hanya kepada Allah-lah orang-orang mukmin seharusnya pasrah.” (QS. Ali ‘Imran, 3:160)

Apa rahasia di balik kemenangan Persib? Beberapa menit setelah Persib mengakhiri laga final dengan kemenangan, beredar gambar dan kisah usaha nonteknis yang dilakukan pemain dan manajemen Persib. Apa itu? Mereka merendahkan diri di hadapan Allah SWT, bersujud, memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa yang pernah dilakukan. Mengakui bahwa mereka itu tak memiliki daya dan upaya selain pertolongan Allah SWT. Mereka melakukan salat berjamaah, berdoa secara berjamaah yang dipimpin Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Mereka berdoa agar para penghuni langgit mengamini doa-doa mereka, memohonkan pertolongan Allah SWT untuk meringankan langkah mereka menuju juara. Dan Allah tak pernah mengingkari janjinya, bahwa setiap doa pasti akan dikabulkan.

“Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Al Mukmin: 60).

Belajar dari Perang Hunain
Persib Bandung telah memenangkan sebuah kompetisi sepak bola terakbar di Indonesia. Mereka layak menjadi juara, selain kualitas pemain yang baik, manajemen tim yang rapih, juga banyaknya supporter yang mendukungnya. Kemenangan itu akan tetap ada para mereka selama mereka tetap merendahkan diri di hadapan sang pencipta, mereasa lemah dan tak berdaya tanpa pertolongan Allah SWT. Tapi, jika mereka menyombongkan diri, merasa sebagai tim besar, tangguh, dengan sokongan dana yang besar, dan jumlah pendukung yang tak bisa ditandingi oleh pendukung tim manapun di Liga Indonesia, maka kekalahan itu lebih dekat.

Peristiwa perang Hunain telah mengajarkan banyak pelajaran untuk tidak sombong dengan kekuatan yang besar, karena kemenangan itu datangnya dari Allah SWT. Ketia kaum muslimin mendatkan ancaman dari Kabilah Hawazin yang tinggal di pegunungan tidak jauh di sebelah timur laut Makkah karena merasa khawatir akan diserang kaum Muslimin, setelah membebaskan Makkah dan menghancurkan berhala-berhala. Kaum Muslimin menghadapinya dengan kesombongaan. Mereka merasa tak akan bisa dikalahkan karena memiliki jumlah pasukan yang besar.

Kaum Muslimin keliru. Pasukan yang besar itu ternyata tak bisa menolong mereka dari serangan musuh. Saat pasukan kaum Muslimin yang dimpin langsung oleh Rasulluah Muhammad SAW yang berjumlah 12.000 orang, lengkap dengan pakaian besi, menyusuri selat Hunain menuju Thamah, tiba-tiba datanglah serangan mendadak secara bertubi-tubi dari kabilah-kabilah yang dikomandoi Malik bin Auf. 

Dalam keremangan subuh itu mereka dihujani panah oleh pihak Malik dan sekutunya yang sudah bersiap di bukit Hunain. Ketika itulah keadaan Muslimin jadi kacau-balau. Dalam keadaan terpukul demikian, mereka berbalik surut dengan ketakutan dan kegentaran dalam hati. Bahkan ada pula yang lari tunggang-langgang.  

Sementara Rasulullah tetap tabah tiada bergerak di tempatnya. Beberapa orang dari kalangan Muhajirin, Anshar serta kerabat-kerabatnya tetap berada di sekelilingnya. Beliau memanggil orang-orang yang melarikan diri itu, "Hai orang-orang, kalian mau ke mana? Mau ke mana?"
 
Kemenangan kaum Muslimin kembali diraih setelah mereka kembali pada keyakinanya bahwa pertolongan Allah itu nyata bagi orang-orang yang beriman dan kembali mengikuti petunjuk Rasul Muhammad SAW. Akhirnya kaum Muslimin berhasil memukul mundur dan mengalahkan musuh-musuh Allah. Kemenangan Muslimin yang sangat menentukan itu ialah karena ketabahan Rasulullah dan sejumlah kecil orang-orang di sekelilingnya. 

Dalam hal inilah turun firman Allah: 
“Wahai kaum mukmin, Allah telah menolong kalian di banyak medan perang dan pada saat perang Hunain. Ketika itu kalian merasa bangga pada jumlah yang banyak. Akan tetapi jumlah kalian yang banyak itu ternyata tidak bermanfaat sedikit pun bagi kalian. Ketika kalian kalah, bumi terasa sempit bagi kalian, padahal bumi itu luas. Kemudian kalian melarikan diri dari medan perang Hunain. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Allah menurunkan balatentara-Nya yang tidak kalian lihat, dan menu­runkan adzab-Nya kepada orang-orang kafir. Demikian itulah hukuman Allah bagi orang-orang kafir.” (QS. At-Taubah, 25-26).


Semoga kita selalu menjadi pemenang dalam setiap peperangan melawan hawa nafsu yang seringkali menjadikan kita lupa bersyukur dan mudah takabur.  (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar