Jumat, 14 November 2014

Kehusyuan Salat Urwah bin Zubair

# Fadilah ‘Amal

Urwah bin Zubair pernah terkena tumor di telapak kakinya dan orang-orang pun mengatakan, “ Kedua telapak kaki Anda harus diamputasi. Biar kami minumkan Anda arak agar Anda tidak merasa kesakitan.” Dengan tegas ia menolak, “Saya tidak akan menggunakan kemaksiatan dalam rangka ketaatan kepada Allah.

Mereka pun mengatakan, “ Kalau begitu, kami akan memberikan obat penidur.” Beliau menjawab, “ Aku tidak suka bagian tubuhku diambil ketika tidur.”

Mereka pun berkata, “ Kalau begitu, kami akan membawakan beberapa lelaki untuk memegangi Anda, agar Anda tidak bergerak nantinya. “Tetapi kemudian Urwah mengatakan, “Aku akan membantu diriku sendiri.” Orang-orang bertanya,”Bagaimanakah caranya?”

Bayangkanlah, saudaraku, apa yang akan dikatakan oleh Urwah! Beliau berkata, “Biarkan aku mengerjakan salat, dan begitu kalian melihat aku telah tidak lagi bergerak di mana anggota badanku telah tenang dan aku pun telah terdiam, maka tunggulah sampai aku bersujud. Kemudian begitu aku telah bersujud, saat itu aku telah pergi dari dunia, silakan kalian lakukan apa saja yang ingin kalian lakukan terhadapku.”

Sang tabib pun datang dan menunggu beliau sujud. Ketika beliau bersujud, sang tabib membawa kapak dan memotong telapak kaki Urwah. Beliau pun berkeringat deras namun tidak sedikit pun berteriak. Terdengar beliau mengucapkan, “Laa ilaaha illallaah.. Aku rela Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai seorang nabi dan rasul ….!”. Sampai kemudian beliau pingsan tanpa sempat berteriak sedikit pun. Ketika tersadar, mereka membawa potongan kaki dan menunjukkannya kepada beliau. Urwah pun memandangnya dan berkata, “Aku bersumpah kepada Allah, bahwa aku tidak pernah membawamu kepada yang haram, dan Allah Maha Tahu beberapa kali aku gunakan kamu untuk bersalat di malam hari.”

Kawan beliau kemudian berseru,” Selamat Urwah! Semoga sebagian badanmu telah mendahuluimu ke surge. Urwah menyahut, “Demi Allah, tidak ada ucapan belasungkawa yang lebih utama dari ucapan ini.”

Tidaklah Anda menyaksikan dalamnya suasana dramatic ini? Urwah tidak memiliki pilihan lain selain dipotong telapak kakinya. Namun, yang lebih dari itu adalah adegan khusyuan ketika salat. (Dinukil dari buku Ibadatul Mukmin karya Amru Khalid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar