# Fadilah ‘Amal
Urwah bin Zubair pernah terkena
tumor di telapak kakinya dan orang-orang pun mengatakan, “ Kedua telapak kaki
Anda harus diamputasi. Biar kami minumkan Anda arak agar Anda tidak merasa
kesakitan.” Dengan tegas ia menolak, “Saya tidak akan menggunakan kemaksiatan
dalam rangka ketaatan kepada Allah.
Mereka pun mengatakan, “ Kalau
begitu, kami akan memberikan obat penidur.” Beliau menjawab, “ Aku tidak suka
bagian tubuhku diambil ketika tidur.”
Mereka pun berkata, “ Kalau
begitu, kami akan membawakan beberapa lelaki untuk memegangi Anda, agar Anda
tidak bergerak nantinya. “Tetapi kemudian Urwah mengatakan, “Aku akan membantu
diriku sendiri.” Orang-orang bertanya,”Bagaimanakah caranya?”
Bayangkanlah, saudaraku, apa yang
akan dikatakan oleh Urwah! Beliau berkata, “Biarkan aku mengerjakan salat, dan
begitu kalian melihat aku telah tidak lagi bergerak di mana anggota badanku
telah tenang dan aku pun telah terdiam, maka tunggulah sampai aku bersujud.
Kemudian begitu aku telah bersujud, saat itu aku telah pergi dari dunia,
silakan kalian lakukan apa saja yang ingin kalian lakukan terhadapku.”
Sang tabib pun datang dan
menunggu beliau sujud. Ketika beliau bersujud, sang tabib membawa kapak dan
memotong telapak kaki Urwah. Beliau pun berkeringat deras namun tidak sedikit
pun berteriak. Terdengar beliau mengucapkan, “Laa ilaaha illallaah.. Aku rela Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai
agamaku, dan Muhammad sebagai seorang nabi dan rasul ….!”. Sampai kemudian
beliau pingsan tanpa sempat berteriak sedikit pun. Ketika tersadar, mereka
membawa potongan kaki dan menunjukkannya kepada beliau. Urwah pun memandangnya
dan berkata, “Aku bersumpah kepada Allah, bahwa aku tidak pernah membawamu
kepada yang haram, dan Allah Maha Tahu beberapa kali aku gunakan kamu untuk
bersalat di malam hari.”
Kawan beliau kemudian berseru,”
Selamat Urwah! Semoga sebagian badanmu telah mendahuluimu ke surge. Urwah
menyahut, “Demi Allah, tidak ada ucapan belasungkawa yang lebih utama dari
ucapan ini.”
Tidaklah Anda menyaksikan
dalamnya suasana dramatic ini? Urwah tidak memiliki pilihan lain selain
dipotong telapak kakinya. Namun, yang lebih dari itu adalah adegan khusyuan
ketika salat. (Dinukil dari buku Ibadatul
Mukmin karya Amru Khalid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar