Jumat, 06 Februari 2015

Seekor Semut Pun Merasa Yakin Rizkinya Dijamin Allah

*) Allah Memberi Rizki Setiap Mahluk

Jamaah yang dirahmati Allah, setiap kali kita menghadapi makanan dan minuman, kita berdoa kepada Allah agar diberikan barakah dari rezeki yang akan kita santap. Setiap anak-anak muslim juga dididik sejak kecil untuk berdoa sebelum makan. Barakah dari rezeki itulah yang kita hajatkan.

Setiap manusia menghabiskan sebagian besar dari waktu dan umur untuk mencari rezeki. Berusaha mencari rezeki, apabila ikhlas niat dan dilaksanakan dengan mengikuti jalan-jalan yang halal adalah ibadah kepada Allah. Dalam mencari rezeki, juga dapat menguatkan akidah seorang muslim, Allah SWT adalah pemberi rezeki. Salah satu nama Allah adalah al-Razzak, yaitu pemberi Rezeki. Banyak perkara di dunia ini dipermudahkan oleh Allah untuk manusia, agar digunakan dalam usaha mencari rezeki. Oleh karena itu jangan sampai kita lupa kepada Allah SWT apabila kita telah mendapat nikmat dari-Nya.

Suatu hari Nabi Sulaiman AS bertanya kepada seekor semut tentang berapa banyak makanan yang diperlukannya untuk hidup dalam setahun. Semut menjawab, ia hanya perlukan makanan sebesar sebutir gandum.

Lalu Nabi Sulaiman memasukkan semut tersebut di dalam sebuah botol dengan di letakkan bersamanya gula sebesar sebutir gandum. Mulut botol itu kemudiannya ditutup (diberi lubang sikit untuk udara masuk ke dalamnya).

Setelah waktu setahun berlalu, mulut botol itu pun dibuka oleh Nabi Sulaiman AS Anehnya, baginda dapati hanya separuh sahaja daripada gula sebesar sebutir gandum itu yang habis dimakan oleh semut tersebut.
Nabi Sulaiman bertanya, mengapa hanya separuh makanan saja yang dihabiskan sedangkan semut pernah berkata ia perlukan makanan sebesar sebutir gandum?

Sang semut menjelaskan bahawa jika diluar botol rezekinya dijamin sepenuhnya oleh Allah dan dia yakin Allah pasti akan mencukupkan rezekinya. Sebab itu dia tidak perlu risau dengan hakikat itu.
Tetapi apabila dikurung oleh manusia (Nabi Sulaiman AS) dia mengambil langkah berjaga-jaga dan bertindak cermat kerana tidak yakin dengan keprihatinan manusia. Mana tahu kalau-kalau manusia itu terlupa lalu mengurungnya lebih dari waktu satu tahun? Maka, apa yang akan terjadi padanya?

Hikmah dan pelajaran yang kita dapatkan dari kisah tersebut adalah semut lebih yakin  jaminan rezeki dari Allah SWT (bertawakal kepada Allah) ketika di luar botol dibandingkan “jaminan” manusia ketika berada di dalam botol. Untuk menghadapi kemungkinan itulah ia mengambil langkah berhemat supaya apabila terjadi sesuatu di luar jangkaannya dia masih mampu bertahan. Masih ada makanan yang bisa digunakan.

Jika semut saja merasa aman dengen rezeki dari Allah, mengapa kita yang berada di dunia ini yang mengaku beriman kepada Allah SWT tetapi masih ragu-ragu tentang jaminan rezeki dari Allah SWT? Oleh itu yakinilah dengan sepenuh hati bahawa setiap anak yang lahir ke dunia, Allah telah menjamin rezeki untuknya.
Setiap manusia yang diciptakan oleh Allah telah ditetapkan rezeki untuknya sejak di dalam kandungan ibunya. Allah SWT yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang telah menjamin rezeki untuk semua makhluknya, dari sekecil-kecilnya makhluk (kuman) hinggalah sebesar-besarnya (ikan paus) dan tidak dikurangkan sedikit pun daripadanya.

Manusia diminta untuk berusaha, berdoa dan bertawakkal. Setelah melakukan itu, yakin bahwa ia akan mendapat dan memiliki rezeki yang telah disedaikan oleh Allah dimuka bumi ini.

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan keperluannya.”(Surah At-Talaq ayat 2-3)

Siapa saja di antara hamba-hamba Allah yang paling tinggi takwanya maka dia adalah orang yang paling mulia disisi Allah SWT. Orang yang bertakwa adalah orang mukmin yang berhati-hati didalam menjalani kehidupan didunia ini, amat takut kalau-kalau dia terjerumus di dalam kehidupan yang mendatangkan kemurkaan Allah SWT.

Ia bukan saja telah meninggalkan yang haram dan melaksanakan yang wajib, tetapi ia telah meninggalkan perkara-perkara syubhah dan makruh. Dalam amalan ibadahnya diperbanyakkan amalan-amalan sunat dalam rangka merapatkan lagi hubungan dengan Allah S.W.T, malahan semua yang harus pula di niatkan kerana Allah supaya menjadi ibadah.

Allah SWT akan membantu orang-orang yang bertakwa, segala kesusahannya, kemiskinannya dan apa-apa saja permasaalaan hidup yang dihadapinya, akan terbentang luas jalan keluar diberikan oleh Allah SWT. Bukan sesaat ini saja, malahan Allah SWT akan memberikan rezeki yang tiada disangka-sangka, rezeki yang jauh didekatkan, yang sedikit diperbanyakkan, dan yang banyak dimudahkan.

Kadangkala seseorang pernah bertanya pada diri sendiri, “Kenapa rezekiku  sempit?  Buat berbagai usaha tetapi masih gagal mencapai matlamatnya? Berniaga merosot, puas aku berdoa dan minta pertolongan Allah tetapi masih tidak dimakbulkan-Nya?”

Perlu di ingat bahawa Allah Maha Mengetahui apa akan berlaku kepada para hamba-Nya, dilambatkan permohonannya adalah untuk kebaikan hambanya sendiri. Kerana takwanya belum mantap, maka diuji lagi supaya semakin banyak ia berusaha, berdoa dan bertawakal maka akan melahirkan hubungan yang erat hatinya dengan Allah dan Dia ingin memberikan pahala yang besar kepadanya di atas kesabarannya. Oleh itu kita wajib berbaik sangka dengan Allah SWT berdoa dan terus berdoa jangan putus asa. Cepat atau lambat dikabulkan doa kita adalah urusan Allah SWT.

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW  bersabda yang bermaksud : “Allah SWT berfirman, ‘Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku’.”(Hadis RiwayatAl-Bukhari)
Rasulullah SAW  bersabda, maksudnya : “Janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan kamu berbaik sangka dengan Allah.” (Hadis Riwayat Muslim)

Apakah maksud berbaik sangka dengan Allah? Berbaik sangka di sini adalah rasa takut dan harap yang saling bergandengan, ataupun rasa takut mengatasi rasa harap.

“Jika sekiranya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, pasti Allah akan memberi rezeki kepadamu, seperti Dia memberi rezeki kepada burung-burung yang terbang di pagi hari dengan tembolok kosong dan waktu pulang kesarangnya pada waktu petang, temboloknya sudah penuh.”
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberinya rezeki“ (QS. Huud:6)

Kesimpulannya, dalam usaha mencari rezeki di atas dunia ini, jangan sampai menjauhkan kita daripada beribadah dan mangingat Allah. Oleh karena itu, kita perlu bertawakal kepada Allah dengan hakikat tawakal yang sebenarnya. Kita mesti berusaha dan berikhtiar tetapi meletakkan pergantungan sepenuhnya kepada Allah. Kalau dapat apa yang kita inginkan, bersyukurlah. Kalau sebaliknya, bersabarlah dan berbaik sangka dengan Allah. Yang penting, kita mesti tahu meletakkan kepentingan antara dunia dan akhirat.


Jangan gadaikan akhirat dengan cinta dunia yang sementara ini. Berusaha dan berikhtiarlah, kerana ia sunnatullah. Tetapi ingat, ia tidak akan dapat mengatasi takdir Allah. (Diolah dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar