*) Allah Memberi Rizki Setiap Mahluk
Jamaah yang dirahmati Allah, setiap
kali kita menghadapi makanan dan minuman, kita berdoa kepada Allah agar diberikan
barakah dari rezeki yang akan kita santap. Setiap anak-anak muslim juga dididik
sejak kecil untuk berdoa sebelum makan. Barakah dari rezeki itulah yang kita hajatkan.
Setiap manusia menghabiskan sebagian
besar dari waktu dan umur untuk mencari rezeki. Berusaha mencari rezeki,
apabila ikhlas niat dan dilaksanakan dengan mengikuti jalan-jalan yang halal
adalah ibadah kepada Allah. Dalam mencari rezeki, juga dapat menguatkan akidah
seorang muslim, Allah SWT adalah pemberi rezeki. Salah satu nama Allah adalah
al-Razzak, yaitu pemberi Rezeki. Banyak perkara di dunia ini dipermudahkan oleh
Allah untuk manusia, agar digunakan dalam usaha mencari rezeki. Oleh karena itu
jangan sampai kita lupa kepada Allah SWT apabila kita telah mendapat nikmat
dari-Nya.
Suatu hari Nabi Sulaiman AS bertanya
kepada seekor semut tentang berapa banyak makanan yang diperlukannya untuk
hidup dalam setahun. Semut menjawab, ia hanya perlukan makanan sebesar sebutir
gandum.
Lalu Nabi Sulaiman memasukkan semut
tersebut di dalam sebuah botol dengan di letakkan bersamanya gula sebesar
sebutir gandum. Mulut botol itu kemudiannya ditutup (diberi lubang sikit untuk
udara masuk ke dalamnya).
Setelah waktu setahun berlalu, mulut
botol itu pun dibuka oleh Nabi Sulaiman AS Anehnya, baginda dapati hanya
separuh sahaja daripada gula sebesar sebutir gandum itu yang habis dimakan oleh
semut tersebut.
Nabi Sulaiman bertanya, mengapa
hanya separuh makanan saja yang dihabiskan sedangkan semut pernah berkata ia
perlukan makanan sebesar sebutir gandum?
Sang semut menjelaskan bahawa jika
diluar botol rezekinya dijamin sepenuhnya oleh Allah dan dia yakin Allah pasti
akan mencukupkan rezekinya. Sebab itu dia tidak perlu risau dengan hakikat itu.
Tetapi apabila dikurung oleh manusia
(Nabi Sulaiman AS) dia mengambil langkah berjaga-jaga dan bertindak cermat
kerana tidak yakin dengan keprihatinan manusia. Mana tahu kalau-kalau manusia
itu terlupa lalu mengurungnya lebih dari waktu satu tahun? Maka, apa yang akan
terjadi padanya?
Hikmah dan pelajaran yang kita
dapatkan dari kisah tersebut adalah semut lebih yakin jaminan rezeki dari
Allah SWT (bertawakal kepada Allah) ketika di luar botol dibandingkan “jaminan”
manusia ketika berada di dalam botol. Untuk menghadapi kemungkinan itulah ia
mengambil langkah berhemat supaya apabila terjadi sesuatu di luar jangkaannya
dia masih mampu bertahan. Masih ada makanan yang bisa digunakan.
Jika semut saja merasa aman dengen
rezeki dari Allah, mengapa kita yang berada di dunia ini yang mengaku beriman
kepada Allah SWT tetapi masih ragu-ragu tentang jaminan rezeki dari Allah SWT?
Oleh itu yakinilah dengan sepenuh hati bahawa setiap anak yang lahir ke dunia,
Allah telah menjamin rezeki untuknya.
Setiap manusia yang diciptakan oleh
Allah telah ditetapkan rezeki untuknya sejak di dalam kandungan ibunya. Allah
SWT yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang telah menjamin rezeki untuk semua
makhluknya, dari sekecil-kecilnya makhluk (kuman) hinggalah sebesar-besarnya
(ikan paus) dan tidak dikurangkan sedikit pun daripadanya.
Manusia diminta untuk berusaha,
berdoa dan bertawakkal. Setelah melakukan itu, yakin bahwa ia akan mendapat dan
memiliki rezeki yang telah disedaikan oleh Allah dimuka bumi ini.
“Barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan kepadanya jalan keluar dari
kesusahan, dan diberikanNya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka, dan
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah mencukupkan
keperluannya.”(Surah At-Talaq ayat 2-3)
Siapa saja di antara hamba-hamba
Allah yang paling tinggi takwanya maka dia adalah orang yang paling mulia
disisi Allah SWT. Orang yang bertakwa adalah orang mukmin yang berhati-hati
didalam menjalani kehidupan didunia ini, amat takut kalau-kalau dia terjerumus
di dalam kehidupan yang mendatangkan kemurkaan Allah SWT.
Ia bukan saja telah meninggalkan
yang haram dan melaksanakan yang wajib, tetapi ia telah meninggalkan
perkara-perkara syubhah dan makruh. Dalam amalan ibadahnya diperbanyakkan
amalan-amalan sunat dalam rangka merapatkan lagi hubungan dengan Allah S.W.T,
malahan semua yang harus pula di niatkan kerana Allah supaya menjadi ibadah.
Allah SWT akan membantu orang-orang
yang bertakwa, segala kesusahannya, kemiskinannya dan apa-apa saja permasaalaan
hidup yang dihadapinya, akan terbentang luas jalan keluar diberikan oleh Allah
SWT. Bukan sesaat ini saja, malahan Allah SWT akan memberikan rezeki yang tiada
disangka-sangka, rezeki yang jauh didekatkan, yang sedikit diperbanyakkan, dan
yang banyak dimudahkan.
Kadangkala seseorang pernah bertanya
pada diri sendiri, “Kenapa rezekiku sempit? Buat berbagai usaha
tetapi masih gagal mencapai matlamatnya? Berniaga merosot, puas aku berdoa dan
minta pertolongan Allah tetapi masih tidak dimakbulkan-Nya?”
Perlu di ingat bahawa Allah Maha
Mengetahui apa akan berlaku kepada para hamba-Nya, dilambatkan permohonannya
adalah untuk kebaikan hambanya sendiri. Kerana takwanya belum mantap, maka
diuji lagi supaya semakin banyak ia berusaha, berdoa dan bertawakal maka akan
melahirkan hubungan yang erat hatinya dengan Allah dan Dia ingin memberikan
pahala yang besar kepadanya di atas kesabarannya. Oleh itu kita wajib berbaik
sangka dengan Allah SWT berdoa dan terus berdoa jangan putus asa. Cepat atau
lambat dikabulkan doa kita adalah urusan Allah SWT.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Allah SWT berfirman, ‘Aku
sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku’.”(Hadis RiwayatAl-Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda, maksudnya
: “Janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan kamu berbaik sangka dengan
Allah.” (Hadis Riwayat Muslim)
Apakah maksud berbaik sangka dengan
Allah? Berbaik sangka di sini adalah rasa takut dan harap yang saling bergandengan,
ataupun rasa takut mengatasi rasa harap.
“Jika sekiranya kamu bertawakal kepada Allah
dengan sebenar-benar tawakal, pasti Allah akan memberi rezeki kepadamu, seperti
Dia memberi rezeki kepada burung-burung yang terbang di pagi hari dengan
tembolok kosong dan waktu pulang kesarangnya pada waktu petang, temboloknya
sudah penuh.”
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberinya rezeki“ (QS. Huud:6)
Kesimpulannya, dalam usaha mencari
rezeki di atas dunia ini, jangan sampai menjauhkan kita daripada beribadah dan
mangingat Allah. Oleh karena itu, kita perlu bertawakal kepada Allah dengan
hakikat tawakal yang sebenarnya. Kita mesti berusaha dan berikhtiar tetapi
meletakkan pergantungan sepenuhnya kepada Allah. Kalau dapat apa yang kita
inginkan, bersyukurlah. Kalau sebaliknya, bersabarlah dan berbaik sangka dengan
Allah. Yang penting, kita mesti tahu meletakkan kepentingan antara dunia dan
akhirat.
Jangan gadaikan akhirat dengan cinta
dunia yang sementara ini. Berusaha dan berikhtiarlah, kerana ia sunnatullah.
Tetapi ingat, ia tidak akan dapat mengatasi takdir Allah. (Diolah dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar