>>> Memahami Cinta Allah
yang Datang Melalui Ujian
--- “ Dan kami pasti
akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah – buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang –
orang yang sabar. “ (Q.S Al
baqarah : 155 ) ---
Manusia selalu berharap
rencana akan berjalan dengan baik, tanpa sedikitpun menyisakan kekecewaaan.
Namun pada kenyataanya, banyak rencana dan hasilnya tidak sama. Kecewa kah?
Boleh jadi sebagian dari kita akan kecewa, tapi tidak dengan orang yang pandai
mengambil hikmat dari setiap peristiwa yang Allah SWT hadirkan ke hadapan kita
dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia yang demikian
akan beryukur karena maha suci Allah yang menciptakan persoalan – persoalan,
yang dengan persoalan itu mereka jadi tambah ilmu, tambah pengalaman, tambah
wawasan dan tambah iman.
Ketika hidup tak
berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan, pedih dan getirpun menjadi rasa
yang tertuai. Dalam situasi seperti itu, terkadang yang terucap dari mulut kita
adalah “ Ya allah kenapa harus aku yang di uji?” Mengapa bukan orang lain saja.
Lalu seolah – olah menyalahkan dan bersu’udzon kepada allah. Seolah Allah tidak
berpihak, sudah tahajjud, shaum senin kamis, shaum daud, kok Allah tidak
berpihak juga ya, pernah tidak seperti itu? Nah jadi kita ini bukan saja harus
menyadari, namun juga harus bertanya pada diri sendiri, hidup ini untuk apa? Jawaban
yang tepat untuk ibadah bukan? Sebagaimana firman Allah dalam surat
Adz-Dzariyaat:56 yang artinya "Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah (ibadah) kepada-Ku".
Kalau begitu tidak ada
alasan untuk bersedih, apalagi setelah kita merenungi hadits Rasulullah SAW
yang kutipannya seperti ini, bahwa Allah sedang memilih kepada siapa
cinta-Nya akan diberikan, kemudian Allah akan menguji hambanya dengan memberi
cinta-Nya apabila hambanya dapat sabar dalam cobaannya itu Allah akan
memilihnya untuk memberikan cinta-Nya dan apabila dia ikhlas, maka Allah akan
menggugurkan dosa-dosanya dan ridho Allah ada beserta hambanya yang ridho dan
ikhlas.
Jadi kalau lagi susah
hati itu bukan berarti Allah tidak berpihak, kenapa? karena Allah
sedang menguji kita dalam keadaan tidak berkenan, tidak enak, tidak
menyenangkan, cinta kita kepada Allah harus tetap tinggi. Adanya kesedihan yang
muncul, adanya fikiran kondisi tersebut karena Allah tidak berpihak, jangan
sampai membuat kita larut didalamnya, kenapa? karena kalau dalam keadaan begitu
Allah memanggil kita kemudian wafat, kita bagaimana?
Idealnya kita hidup di
dunia ini ingin merasakan kebahagiaan dan ketenangan. Tapi ternyata justru yang
namanya hidup, pasti penuh dengan ujian, sebuah keniscayaan yang telah jadi
sunatullohNya. Karena hidup adalah tempatnya ujian atau masalah. Sebagaimana
firmannya :
“ Dan kami pasti akan
menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah – buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang – orang
yang sabar “ (Q.S
Al baqarah : 155 )
“ Sesungguhnya
kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk
kami menguji mereka siapakah diantaranya yang terbaik perbuatannya” ( Q.S
al Kahfi : 7 )
Karena hidup tidak
selamanya merasakan kebahagiaan saja, pun tidak hanya merasakan kesedihan saja,
setiap manusia pasti memiliki episodenya masing-masing. Yang menjadi masalah
sebenarnya bukan pada masalahnya, namun masalah yang utama adalah sikap kita
terhadap suatu masalah. Dengan masalah yang sama ada yang bersyukur, dan yang
lain ada sebaliknya. Rasulullah bersabda :“Sesungguhnya urusan orang beriman
itu selalu baik, apabila di timpa kebaikan ia bersyukur dan syukur itu baik
baginya. Dan apabila ia di timpa kesusahan ia bersabar dan sabar itu baik
baginya.”
Jadi ketika persoalan
hidup datang menghampiri kita, apa yang harus kita lakukan? Yang
pertama adalah Hati siap menghadapi yang cocok dengan keinginan dan siap
menghadapi yang tidak cocok dengan keinginan. “ Boleh jadi kamu
tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai
sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak
mengetahui “ ( Q.S Al Baqarah : 216 )
Kita mesti mengerti
bahwa jelek menurut kita belum tentu jelek juga menurut allah, ilmu allah
sangat luas sedangkan ilmu kita sangatlah terbatas, siapa tahu yang menurut
kita itu jelek, ternyata itu adalah jalan kebaikan bagi kita. Seperti minum
jamu, diawal ketika kita meminumnya, kita akan merasakan pahitnya jamu, tapi
coba kita rasakan setelah minum jamu, badan menjadi terasa lebih sehat, begitu
juga dengan ujian yang datang menimpa kita, pahit memang, getir juga iya, tapi
ketika kita bisa menyikapi ujian yang kita hadapi itu dengan berhusnudzan pada allah,
maka tidak hanya hati kita yang menjadi tenang, tapi akhlak menjadi cemerlang
dan allah pun pasti akan sayang. Kita boleh saja menangis, tapi ini bukanlah
akhir dari segalanya. Bukan kah selama ini kita meminta pada allah untuk di
tunjukkan jalan yang terbaik? Dan mungkin iniah caranya allah untuk menunjukkan
kepada kita mana jalan yang terbaik bagi kita.
Langkah yang kedua
adalah kalau sudah terjadi harus Ridho. Karena tidak ridho pun tetap terjadi. Orang itu menderita
bukan karena kenyataannya, tapi karena tidak bisa menerima kenyataan. Dan orang
yang enak itu adalah orang yang bisa menghadapi kenyataan. Karena ridho
itu sendiri adalah menerima kenyataan sambil memperbaiki keadaan. Terkadang
kita sering mengeluh pada allah, “ Ya allah, kenapa ujianku seberat ini?” ingat“Allah
tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya itu” (Q.S
Al Baqarah : 286)
Allah maha tahu kadar
kesanggupan kita dalam menghadapi ujiannya itu. Dan kita pasti mampu untuk
menghadapinya.
Langkah yang ketiga,
ketika kita diuji adalah jangan mempersulit diri, Yassiru walaa tuassiru ya
allah mudahkanlah jangan di persulit. Lantas apakah kita harus frustasi dan
berputus asa?
“ Dan janganlah kamu
merasa lemah dan jangan pula kamu bersedih hati, sebab kamu paling tinggi
derajatnya, jika kamu orang yang beriman” ( Q.S Ali Imran : 139 )
“ Janganlah kamu
berputus asa dari rahmat allah, sesungguhnya allah mengampui dosa – dosa
semuanya. Sungguh dia lah yang maha pengampun dan maha penyayang”( Q.S Az Zumar :53 )
“Janganlah kamu berputus
asa dari rahmat allah sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat allah kecuali
orang kafir “ ( Q.S Yusuf : 87 )
Selanjutnya yang ke
empat adalah evaluasi diri. Tafakuri
diri, kenapa ini terjadi, Karena tidak ada suatu kejadian tanpa seizin allah
dan tidak ada sesuatu yang kebetulan melainkan atas kehendaknya. Tayakan dengan
jujur pada diri sendiri apa salah saya? Apa perbaikan yang harus saya lakukan.
dan berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Kita harus siap ketika ujian dan
cobaan akan terus menerus datang menghampiri. Ia tidak akan hilang hingga
segala karat – karat dosa kita terkikis olehnya.
Lalu kapan ujian ini
akan segera berakhir? Ingat rumus puasa, kita menahan lapar dan haus karena
yakin sebentar lagi akan tiba saatnya untuk berbuka. hujan pasti berakhir,
badai pasti berlalu dan malam akan berganti siang. semakin beratnya ujian
justru semakin dekat dengan jalan keluar.
“maka sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” ( Q.S Al Insyirah : 5-6 ) Setiap satu
kesulitan diapit oleh dua kemudahan. Dan rumus dalam menyikapinya adalah HHN (
Hadapi Hayati dan Nikmati ) tidak akan kemana – mana pasti akan ada ujungnya.
Lalu pada siapa aku
harus berharap? Dan inilah langkah yang kelima Bersandar hanya pada
allah.”Cukuplah allah bagiku, tidak ada tuhan selain Dia dan
hanya kepadaNya aku bertawakal.” (Q.S At Taubah : 129). Semoga Allah
menggolongkan kita menjadi hamba-hambanya yang penuh semangat dan gairah hidup
untuk menyempurnakan ikhtiar di jalan yang diridhai-Nya, sehingga hidup singkat
di dunia benar-benar penuh kesan dan arti. (Diolah dari berbagai sumber)