Nasihat Lukman Hakim dalam Mendidik Anak
Sebagai orang tua, anak adalah tumpuan harapan.
Orang tua senantiasa menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Pendidikan,
pakaian, makanan, serta masa depan. Dalam setiap kehadiran anak, orang tua
senantiasa merangkaikan doa pada anaknya, baik doa yang tersurat dalam pilihan
nama yang diberikan pada anaknya, maupun doa yang selalu terucap dalam kata dan
kalbu orang tua.
Berharap anaknya akan selalu sehat, menjadi anak
yang cerdas, memiliki pasangan hidup yang baik, serta mapan dalam hal ekonomi.
Semua itu adalah bentuk kasih sayang yang ditanamkan Allah pada setiap orang
tua bagi anak-anaknya.
Rasa kasih sayang dan pengorbanan yang demikian
besar itulah, Allah senantiasa menempatkan perintah untuk berbakti pada orang
tua setelah perintah-Nya untuk mentauhidkan Allah. Hal itu disebutkan dalam
beberapa ayat di antaranya,
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya” (QS. Al Isro’: 23).
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapak” (QS. An Nisa’: 36).
Tentunya seorang Muslim selalu mengharapkan kebaikan
bagi anaknya baik di dunia maupun di akhirat.
Namun banyak di antara anak-anak yang tumbuh tak
sesuai yang diharapkan para orangtua. Contoh, anak-anak pamit dari rumah untuk
pergi ke sekolah, ternyata mereka berkeliaran di jalanan dan melakukan tawuran.
Anak-anak terlibat dalam aksi pencurian sepeda motor. Bahkan, ada pelajar yang
kabur dari rumah demi bujuk rayu sang kekasih. Belum lagi banyak cerita
criminal seperti perampokan, pemerkosaan, dan pembunuhan yang belakangan sering
terdengar juga melibatkan anak-anak. Mengapa fenomena semacam itu kini seolah
menjadi tren. Sungguh mengerikan bukan.
Para orangtua tak boleh putus asa dari rahmat Allah
SWT. Mari kita mengoreksi diri, apakah selama ini dalam mendidik anak sudah
benar atau belum, sudahkah para orangtua menjadi teladan yang baik atau tidak.
Jika jawabanya belum, maka bersegeralah bertaubat dan memperbaiki diri.
Di dalam Al Quran, Allah telah menmberikan petunjuk
bagaimana mendidik anak yang baik dengan menceritakan kisah Lukmanul Hakim. Dia
adalah orang biasa, namun karena ketaatannya kepada Allah, sang pencipta pun
mengabadikan namanya dalam Al Quran.
“Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, …”. (QS. Lukman: 12)
Yang dimaksud hikmah di sini, ada dua pendapat di
kalangan para ulama. Mayoritas ulama berpandangan bahwa hikmah adalah kepahaman
dan logika. Sedangkan ulama lainnya berpendapat bahwa hikmah ada nubuwwah
(kenabian). Para ulama lalu berbeda pendapat apakah Lukman adalah seorang Nabi.
Dari Sa’id bin Abi ‘Arubah, dari Qotadah, ia berkata
mengenai firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Dan sesungguhnya telah Kami
berikan hikmah kepada Lukman”. Maksud hikmah adalah memahami Islam. Dan Lukman
bukanlah Nabi dan ia pun tidak diberi wahyu.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11:
52).
Atas dasar hikmah yang diberikan Allah pada Lukman,
maka sosok Lukmanul hakim adalah sosok yang layak dijadikan tauladan bagi para
orang tua dalam memberikan nasehat pada anak-anaknya. Berikut adalah nasihat
bagi anak manusia yang terdapat dalam surat lukman.
1. Nasehat untuk selalu bersyukur kepada
Allah
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada
Lukman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji”. (QS. Lukman: 12)
2.
Jangan mempersekutukan Allah Azza wa Jalla
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,
di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).
Juga ditegaskan agar tidak mempersekutukan Allah
sekalipun diperintah oleh orang tua, hal tersebut ada dalam ayat 15, “dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya (orang tua), dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan” (QS. Lukman: 15)
3.
Berbuat baik kepada orang tua
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Lukman:
14).
4.
Setiap perbuatan pasti ada balasannya dari Allah Ta’ala
(Lukman berkata): “ Hai anakku, sesungguhnya jika
ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya
Allah maha halus lagi maha mengetahui.” (QS. Lukman: 16)
5.
Mendirikan shalat, dan mengajak manusia untuk beramal ma’ruf nahi mungkar.
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlan manusia
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Lukman: 17).
6.
Jangan sombong dan angkuh
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri” (QS. Lukman: 18.
7.
Sederhana dan lembut dalam bertutur kata
“Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledei” (QS.
Lukman: 19)
Maha suci Allah yang melimpahkan karunia hikmah pada
pribadi Lukman. Jangan sampai kita menjadi orang tua yang durhaka pada anak
karena tak mengajarkan nasehat-nasehat yang dicontohkan Allah melalui Lukman.
Karena sejatinya tujuan penciptaan manusia adalah hanya untuk menyembah-Nya,
dan tujuan utama dari suatu pendidikan adalah menjadikan anak-anak kita sebagai
manusia mulia, yakni manusia yang bertakwa pada Allah Ta’ala. Sebagaimana Allah
Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
takwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13).
Dari teladan Lukman Hakim tersebut sudah sangat
sempurna untuk menjawab pertanyaan mengapa kini banyak anak durhaka, dan sulit
mendengar nasihat orang tua.
Marilah kita kembali bertanya kepada diri kita
sebagai orangtua sebelum mengamalkan semua teladang Lukmanul Hakim dalam
mendidik anaknya. Pertanyaan yang paling mendasar yang wajib dijawab dengan
jujur adalah, sudahkan kita menjadi teladan yang baik? Jika kita masih sering
sombong, maka akan sulit mengajari anak untuk tidak sombong, jika kita masih
berkata kasar dan penuh duri, maka anak pun akan melakukan hal yang sama.
Maka, akhirilah semua kesombongan itu. Semoga kita
mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menjaga amanah anak yang kelak akan
ditanyakan pertanggungjawabannya. (Dari
berbagi sumber)